Bisnis.com, JAKARTA --Sudah setahun kasus Covid-19 terus menghantui Indonesia. Belum juga usai, kini muncul virus baru mutasi B117.
Hal ini tentunya menjadi polemik baru pemerintah ditengah upaya pemulihan pandemi Covid-19.
Lalu, apa sebenarnya mutasi virus B117? Berikut ini Bisnis rangkum fakta-faktanya:
1. Ditemukan Pertama di Inggris
Pertama kali diidentifikasi di Inggris pada 20 September 2020. Virus ini telah menyebar pada 93 negara.
Varian ini bernama asli varian VOC N501Y.V1, hasil mutasi dan evolusi dari varian asalnya.
2.Berpotensi lebih berbahaya
Menurut NERVTAG UK, virus ini berpotensi dengan kenaikan kasus bergejala dan kenaikan kasus kematian sebesar 1.3x atau 30% pada kasus harian Covid19 di Inggris. Namun
pernyataan tersebut masih sebatas menunjukkan hubungan saja, belum bisa diketahui pasti hubungan sebab akibat dan keganasan virus tersebut.
3. Lebih Cepat Menular
Model matematika yang dilakukan oleh Centre for Mathematical Modelling of Infectious Diseases (CMMID) menunjukkan bahwa pertumbuhan keberadaan varian baru selaras dengan pertambahan kasus COVID-19 di Inggris.
Kesimpulannya, penularan varian baru ini melaju 50-74 persen lebih cepat dibanding varian sebelumnya.
4. Vaksin masih efektif tapi belum dipublikasikan.
Sinovac menyatakan bahwa vaksinnya masih efektif terhadap varian B117. Namun masih belum ada data yang dipublikasikan.
5. Berpotensi Tidak Dikenali PCR
Varian B.1.1.7 berpotensi tidak dikenali oleh tes PCR yang menggunakan gen S (spike). Kasus ini disebut sebagai S-gene target failure (SGTF) di Inggris.
Meski demikian, tes PCR dengan gen-gen lain yaitu Orf, N, M, serta RdRp masih mampu mengidentifikasi virusnya.
6. Bisa Terdeteksi Dari SWAB Antigen
Swab antigen mendeteksi protein dari bagian nukleokapsid virus bukan spike virus, maka dari itu masih bisa terdeteksi.