Bisnis.com, JAKARTA – Setahun covid-19 masuk ke Indonesia, Kemenkes mengumumumkan adanya 2 kasus positif mutasi virus corona dari Inggris.
Kabar itu, membuat satgas mengimbau seluruh masyarakat agar waspada, menyusul kabar jika virus ini bisa lebih menular dengan cepat.
Keraguan akan vaksin yang udah disuntikkan mampu memblok masuknya virus juga muncul.
Namun, Bima A Tejo Associate Professor | Science Communicator Connecting Science & People mengatakan setelah divaksin, tubuh kita akan memproduki antibody yang memblok virus covid-19 sehingga viru tidak bisa berfungsi.
Menurutnya, antibody bersifat spesifikterhadap komponen virus.
Dia menjelaskan antibody akan cepat memblok virus pada infeksi kedua, dimana virus segera dilumpuhkan sebelum sempat membuat kita sakit.
Tetapi, bagaiamana jika virusnya berubah menjadi varian baru karena mutasi?
Dia memaparkan bahwa dampak mutasi virus terhadap antibody dibagi 2 yakni
Varian A : tidak mengurangi efektivitas antibody secara signifikan, contoh varian D614G, B.1.1.7
Varian B : Mengurangi efektivitas antibody secara signifikan, contoh varian B.1.351
Artinya, varian B.1.1.7 yang berasal dari Inggris tidak berdampak pada efikasi vaksin secara keseluruhan. Tetapi varian B.1.351 dari Afrika selatan, berdampak signifikan terhadap efikasi vaksin.
Setiap kali virus melompat dari satu orang ke orang lain, maka virus akan mencoba menyesuaikan diri dengan kekebalan orang baru, dimana mutasi adalah bagian dari survival virus.
Adapun menurutnya cara menghambat mutasi virus dengan menerapkan protokol kesehatan