Bisnis.com, JAKARTA - Virus corona varian baru yang ditemukan di Prancis disebutkan tidak bisa terdeteksi oleh tes swab PCR.
Scientist on Genomics, MolBiol | Aligning Bioinformatics | Currently Analyzing SARS-CoV-2 Genomes Riza Putranto mengatakan hal tersebut di akun instagramnya dengan mengutip wawancara Professor Pierre Tattevin, Kepala Departemen Penyakit Menular dari CHU Rennes.
Wawancara itu seputar kasus positif covid-19 di Prancis yang tidak terdeteksi oleh PCR dimana hasil tes pasien terinfeksi negatif.
Dia menyatakan bahwa penyebab PCR negatif bukan karena teknik PCR-nya tidak valid namun karena pasien tidak mensekresikan virus di mukosa nasal dari pasien positif COVID-19. Ketika sampel saluran nafas bawah (bronkoalveolar) diambil, varian baru tersebut terdeteksi oleh PCR. ?
?
Varian ini awalnya menjadi perhatian karena diperkirakan tidak terdeteksi oleh primer PCR yang mendeteksi fragmen gen virus sehingga ilmuwan harus memperbaiki primer PCR tersebut.
Namun ilmuwan menunjukkan masalahnya bukan pada PCR-nya. Hingga post ini dibuat, varian Trégor masih dalam penelitian lanjut untuk melihat apakah VUI ini bisa kemudian dikategorikan sebagai Variant of Concern (VOC) yang patut menjadi perhatian. ?
Juru bicara pemerintah Prancis, Gabriel Attal menamai Variant Under Investigation (VUI) Clade 20C yang ditemukan 15 Maret 2021 lalu dengan nama “Varian Trégor”, sesuai dengan asal muasal daerah Trégor yang meliputi kota Lannion dimana varian ditemukan pertama kali.?
?