Bisnis.com, JAKARTA - Tigerair Taiwan, anak perusahaan bertarif rendah China Airlines, menerima A320neo pertamanya. Ini adalah pesawat pertama dari 15 pesawat keluarga A320neo yang akan bergabung dengan armada Tigerair Taiwan.
Pesawat tersebut juga merupakan A320neo pertama di Taiwan, dan akan menjadi pesawat yang optimal untuk meningkatkan kapasitas penumpang Tigerair Taiwan dan untuk membuka rute baru ke seluruh Asia. Pesawat A320neo memiliki jangkauan hingga 3.200nm, memungkinkan penerbangan dengan durasi hingga 7 jam dari Taipei.
"Dengan pesawat A320neo, Tigerair Taiwan akan mendapat keuntungan dari biaya pengoperasian terendah dan tingkat kenyamanan tertinggi di segmen lorong tunggal. Pesawat ini tetap memiliki tingkat kesamaan yang tinggi dengan A320ceo," seperti dikutip dari siaran pers Airbus, Jumat (9/4/2021).
Baca Juga Scoot dan Tigerair Lakukan Merger |
---|
A320neo milik Tigerair Taiwan memiliki mesin Pratt & Whitney PW1100G, dan memiliki konfigurasi kelas tunggal dengan 180 kursi.
Keluarga A320neo menawarkan kabin lorong tunggal terluas, dan menggabungkan teknologi terbaru, termasuk mesin generasi baru dan Sharklets, yang memberikan pengurangan penggunaan bahan bakar sebesar 20 persen.
Pada akhir Maret 2021, keluarga A320neo telah mendapatkan 7.400 pesanan dari 120 pelanggan di seluruh dunia.
Airbus adalah pemimpin global dalam aeronautika, luar angkasa, dan layanan terkait lainnya. Pada 2019, Airbus menghasilkan pendapatan 70 miliar dan mempekerjakan sekitar 135.000 tenaga kerja. Airbus menawarkan rangkaian pesawat penumpang terlengkap.
Airbus juga merupakan pemimpin Eropa yang menyediakan kapal tanker, pesawat tempur, transportasi dan misi, serta salah satu perusahaan luar angkasa terkemuka di dunia. Di helikopter, Airbus menyediakan solusi helikopter sipil dan militer paling efisien di seluruh dunia.
Adapun Tigerair Taiwan (Taiwan Huhang) adalah maskapai bertarif rendah yang berbasis di Bandara Internasional Taoyuan, yang dibentuk sebagai usaha patungan antara China Airlines Group dan Budget Aviation Holdings.
Sebelum 2016, China Airlines memegang 80 persen saham, sementara Budget Aviation Holdings dan Mandarin Airlines masing-masing memiliki 10 persen. Pada 2017, saat Tigerair Singapura bergabung dengan Scoot, CAPA melaporkan bahwa China Airlines telah membeli 10 persen saham Budget Aviation Holdings, meninggalkan China Airlines dan anak perusahaannya Mandarin Airlines sebagai pemilik bersama maskapai tersebut.
Tigerair Taiwan adalah satu-satunya LCC di Taiwan setelah jatuhnya TransAsia Airways dan V Air pada 2016 dan satu-satunya maskapai yang tersisa dengan nama Tigerair sebagai Tigerair Australia dan sisanya telah menghentikan operasinya pada akhir 2020.