Ilustrasi kulit merah
Health

Ilmuwan Temukan Faktor Lain Pemicu Psoriasis Selain Stres dan Infeksi

Desyinta Nuraini
Selasa, 20 April 2021 - 15:09
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Radang kulit biasanya dipicu oleh faktor eksternal seperti infeksi atau stres. Namun, tim peneliti di Institute of Cancer Research of the Medical University of Vienna berhasil mengidentifikasi faktor baru yang memicu kondisi inflamasi kulit itu.

Manifestasi klinis umum dari psoriasis adalah penebalan epidermis berwarna abu-abu kemerahan pada fokus infeksi yang berbeda, yang disebut plak. Penelitian biomedis ke dalam proses molekuler yang terlibat telah menunjukkan bahwa gangguan dalam interaksi normal antara sistem kekebalan dan sel epitel kulit bertanggung jawab atas peradangan. 

Sayangnya, sampai sekarang tidak jelas jalur pensinyalan mana yang mengatur aktivasi sel kekebalan, sehingga berkontribusi pada patogenesis atau perkembangan penyakit tersebut.

Melalui studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal terkemuka Embo Molecular Medicine, para peneliti menemukan bahwa protein yang dikenal sebagai "c-Jun" dalam sel kekebalan dendritik atau sel kekebalan, memainkan peran utama dalam mengembangkan kulit psoriasis.

"Menghambat transmisi sinyal oleh c-Jun mengurangi gejala pada model hewan," kata penulis utama studi Philipp Novoszel dari Institut Penelitian Kanker MedUni Vienna, dikutip Selasa (20/4/2021).

Protein yang dipelajari, c-Jun, termasuk dalam keluarga besar faktor transkripsi atau faktor pengikat DNA, yang dikenal sebagai Activator Protein-1 (AP-1). 

Penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi peran penting protein AP-1 ini pada psoriasis pada sel epitel dermal tetapi fungsinya dalam sel kekebalan belum jelas.

"Untuk menjawab pertanyaan ini, kami memeriksa apakah protein AP-1 dalam sel kekebalan memiliki peran dalam patogenesis psoriasis. Kami mengidentifikasi peningkatan nilai c-Jun dalam sel dendritik di bagian kulit pasien psoriasis," jelas Novoszel. 

Untuk menyelidiki lebih lanjut peran c-Jun, pihaknya lantas menonaktifkan gen tersebut secara khusus dalam sel dendritik. Ketika peradangan kulit seperti psoriasis dipicu, mereka menemukan bahwa penonaktifan c-Jun mengurangi penebalan epidermis dan mengurangi infiltrasi sel kekebalan.

Novoszel menambahkan bahwa penghambatan farmakologis dari protein pengaktif c-Jun, yang dikenal sebagai JNK (c-Jun N-terminal Kinase) juga efektif. "Itu merupakan pilihan pengobatan potensial, karena penghambat JNK selektif yang sangat efektif tersedia dan dapat diselidiki," tegasnya. 

Analisis lebih lanjut menggunakan sel dendritik manusia menunjukkan bahwa c-Jun mengontrol sekresi molekul kunci dalam pengembangan psoriasis, cytokine interleukin-23 (IL-23). Nilai tinggi secara khas ditemukan pada pasien psoriasis dan mengarah pada aktivasi sel T pemicu penyakit. 

"Penghambatan transmisi sinyal yang bergantung pada c-Jun dapat meningkatkan gambaran klinis psoriasis dengan mengurangi patogenik IL-23."

Novoszel menuturkan bahwa penelitian mereka menggambarkan peran pro-inflamasi c-Jun yang sebelumnya tidak diketahui dalam sel dendritik dermal. Ini terjadi, pada tingkat molekuler, melalui kontrol sitokin interleukin-23. 

"Oleh karena itu, transduksi mungkin menjadi pendekatan terapeutik yang menjanjikan untuk pengobatan psoriasis, "katanya.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro