Mutasi virus corona B117/istimewa
Health

Kasus Terus Meningkat, Kenali Gejala Varian Covid-19 India

Desyinta Nuraini
Kamis, 22 April 2021 - 13:00
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Varian virus corona asal India B.1.617 menyebar cukup cepat di negara tersebut. Kasus infeksi strain virus tersebut bahkan sudah ditemukan di Inggris.

Melansir Express UK, Kamis (22/4/2021), para ahli percaya bahwa B.1.617 membawa dua mutasi pada protein lonjakan atau bagian virus yang berfungsi menyerang sel manusia. Dengan dua mutasi ini, varian tersebut lebih cekatan menghindari respons kekebalan tubuh.

Sementara itu, dari pemantauan yang berlangsung, gejala varian yang lebih baru ini berupa sakit tenggorokan, sakit kepala, ruam, sakit perut, mulut kering, mual, diare, dan mata merah. Adapun gejala umum virus corona yang tercatat berupa suhu tinggi, batuk baru yang terus-menerus, dan hilangnya atau perubahan indra penciuman serta perasa. Kebanyakan orang yang mengalami gejala memiliki setidaknya satu dari ini.

Penelitian terbaru di seluruh dunia menunjukkan varian Covid India ini lebih mudah ditularkan ke anak-anak dan remaja. Beberapa ahli percaya bahwa varian Covid yang menyebar lebih cepat tersebut menyebabkan anak-anak dan remjaja harus dirawat di rumah sakit dengan gejala serius.

Kendati demikian disebutkan bahwa angka kematian tetap rendah. PHE menyatakannya sebagai varian yang sedang diselidiki dan para ilmuwan sekarang mencoba untuk menemukan apakah strain Covid-19 India lebih berbahaya daripada yang lain.

Di sisi lain, otoritas kesehatan di Inggris mengonfirmasi 73 kasus Covid-19 asal India dan 4 ditemukan di Skotlandia hpada 14 April. Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock merevisi angka ini dan menyebut kasus yang ditemukan sebanyak 103 kasus.

Mulai Jumat, 23 April, Inggris menutup akses masuk bagi orang-orang yang melakukan perjalanan dari India dalam 10 hari terakhir. Kendati demikian pemegang paspor Inggris atau Irlandia, atau orang dengan hak tinggal Inggris akan diizinkan masuk dengan syarat harus karantina di hotel yang disetujui Pemerintah selama 10 hari.

"Setelah mempelajari data dan atas dasar kehati-hatian, kami telah membuat keputusan yang sulit namun penting untuk menambahkan India ke daftar merah," ujar Menkes Hancock.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro