Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin Sinopharm buatan China.
Kepala BPOM, Penny Lukito mengatakan Vaksin Sinopharm yang didaftarkan oleh PT Kimia Farma merupakan vaksin produksi Beijing-Bio Institute Biological Products.Co., LtD China.
Terkait keamanan dan khasiat vaksin, tim ahli bersama ITAGI dan para ahli klinis memastikan dua dosis vaksin Sinopharm menunjukkan profile keamanan yang baik. Dan efek samping yang kecil.
Adapun kejadian efek samping lokal yang paling sering dilaporkan adalah kategori, bengkak, rasa sakit, kemerahan, "Itu termasuk kategori ringan. Itu pun sangat kecil sekitar 0,01 persen," kata Penny dalam konferensi persnya hari ini.
Sedangkan samping berat terjadi 0,01 persen. Efek samping sistemik seperti sakit kepala, nyeri otot, juga ia sebut masih dalam golongan ringan dan dapat ditoleransi dengan baik.
Berdasarkan hasil uji klinis disimpulkan pemberian vaksin inactivated Sinopharm dua dosis selang penyuntikan 21 hari hingga 28 hari di toleransi dengan baik, respons untuk meningkatkan imun dengan baik
Imogenositas 14 hari setelah suntikan kedua yang terbentuk antibodi persentase relawan antibodi netralisasi 99,92 persen untuk dewasa dan lansia 100 persen.
EUA sendiri merupakan izin yang dikeluarkan BPOM untuk penggunaan metode atau produk medis tertentu dalam hal ini penggunaan vaksin untuk pengendalian covid-19.
Sebelum di distribusikan, BPOM akan melakukan uji kelulusan produk selama 2-3 hari. Nantinya vaksin ini akan didistribusikan oleh Kimia Farma.