Bisnis.com, JAKARTA-- Memproduksi ASI yang melimpah bagi sang buat hati jadi impian banyak ibu.
Akan tetapi, beberapa wanita mengalami kondisi tidak mampu memberikan ASI eksklusif yang cukup bagi bayinya.
Dokter Anak sekaligus konsultan menyusui, dr. Wiyarni Pambudi mengungkapkan bila tidak lancar ibu memproduksi ASI akan membuat gizi bayi tidak tercukupi dengan baik. Bila ASI lancar, semuanya akan berjalan lancar, terutama pada urusan kantong dari suami.
"Pada kondisi ini, ibu tidak bisa dijadikan objek untuk disalahkan karena tidak mampu memberikan ASI. Harus di cari faktor yang jadi penyebabnya. Jika sudah ditemukan faktornya, maka tinggal diatasi agar ibu dapat memenuhi ASI pada anaknya," ungkapnya secara virtual pada acara Festival 100% ASI-MORE, Jumat (30/4/21).
Berikut 3 faktor yang jadi penyebab ASI ibu tidak lancar menurut dr. Wiyarni Pambudi :
1. Kurang Dukungan dari Lingkungan Sekitar
Dukungan dari orang sekitar dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi ibu, dengan begitu akan terhindar dari stres yang membuat tubuh enggan memproduksi ASI. Suami adalah dukungan paling penting. Pada saat ibu melahirkan, alangkah baiknya suami lebih mementingkan kondisi ibu terlebih dahulu. Hindari khawatir pada kondisi bayi lebih dahulu, bayi sudah ada yang mengurusnya dari pihak yang membantu persalinan.
Ketika suami lebih mementingkan bayi, istri akan merasa terabaikan. Dan itu menjadi penyebab ibu sulit mengendalikan emosi, bahkan berpotensi jadi baby blues.
Saat ibu mengalami pergolakan batin yang tidak menentu, ia akan sulit mengatur ASI eksklusif bagi bayi karena yang keluar sedikit.
2. Asupan Nutrisi
Kecukupan asupan nutrisi sangat berpengaruh pada kondisi Ibu untuk menghasilkan ASI. Ada banyak cara untuk mendapatkan nutrisi, baik itu dari makanan sehari-hari atau suplemen. Pada masa kehamilan, penting bagi ibu sudah mengkonsumsi berbagai makanan yang bergizi. Makanan yang dikonsumsi ketika ibu menyusui harus lebih ekstra ditingkatkan pada kandungan nutrisi dan gizinya.
3. Kurangnya Pengetahuan yang Tepat
Banyak informasi yang kurang tepat membuat para ibu cendrung salah menerapkannya dengan baik.
Sebisa mungkin saat akan memasuki proses menyusui, dengan begitu ibu akan lebih siap menghadapi berbagai kendala terkait ASI. Bisa berkomunikasi dengan keluarga atau kerabat yang sebelumnya telah berpengalaman, dari buku atau dari pihak medis.