Bisnis.com, JAKARTA - Para dokter di India khawatir akan menghadapi kelangkaan donor darah dalam beberapa bulan mendatang karena pandemi dan vaksinasi.
Bank darah di India telah menghadapi kekurangan akut karena meningkatnya permintaan dan rendahnya donor, dan seluruh kekurangan mencapai lebih dari satu juta unit. Jadi sangat penting untuk mendidik masyarakat tentang pentingnya mendonor darah.
Dr Raghvendrra Chikatoor, Konsultan Senior dan HOD, Ahli Bedah Toraks dan Transplantasi Kardiovaskular, Rumah Sakit Global BGS Gleneagles mengatakan alasan mereka memprediksi kekurangan donor darah dalam dua bulan mendatang.
Menurutnya, saat ini pemerintah India meluncurkan fase ketiga vaksinasi Covid yang menargetkan orang berusia 18-44 tahun mulai tanggal 1 Mei 2021.
Sesuai pedoman yang dikeluarkan oleh National Blood Transfusion Council (NBTC), individu yang divaksinasi tidak dapat mendonorkan darah selama 28 hari setelahnya.
Kedua, dengan ditutupnya lembaga pendidikan dan para profesional muda diberi mandat untuk bekerja dari rumah, bank darah tidak dapat menyelenggarakan kamp donasi. Oleh karena itu, mereka dapat menghadapi kekurangan yang parah karena kaum muda dalam kelompok usia 19-44 tahun merupakan mayoritas pendonor.
Sebelumnya pada Maret 2021, NBTC telah mengatakan bahwa mereka yang mendapatkan vaksinasi tidak dapat mendonorkan darah hingga 28 hari setelah dosis kedua, semuanya selama 56 hari setelah dosis pertama untuk Bharat Biotech's Covaxine. Dalam kasus vaksin AstraZeneca-Covishield oleh SII Pune, dosis kedua diberikan setelah 6 minggu dan karenanya harus menunggu selama 70 hari.
Mengingat potensi stres yang sangat besar pada bank darah, NTBC kemudian mengubah pedoman mereka untuk merekomendasikan donor darah 28 hari setelah dosis pertama. Ini sangat mengurangi tekanan pada bank darah. Pendonor muda dan sehat harus secara sukarela masuk ke bank darah untuk berdonasi karena pasien kanker & Thalassaemia, korban kecelakaan dan pasien yang menjalani operasi darurat sangat membutuhkan darah & produknya.