Bisnis.com, JAKARTA - Hari Raya Idulfitri merupakan waktu yang paling ditunggu oleh umat muslim untuk meraih kemenangan. Namun, pada saat yang bersamaan, ada bahaya kesehatan yang mengancam setelah usai bulan berpuasa.
Saat Lebaran menjadi momentum untuk bersilaturahmi dengan orang terkasih dan sanak saudara. Selain itu, Lebaran juga tidak lengkap apabila tanpa menyantap aneka hidangan lezat. Nah, apabila tidak terkendali, itu bisa mengundang penyakit.
Ari Fahrial Syam, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Gastroenterohepatologi KSM/Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, membagi dan mengelompokkan penyakit di masa Lebaran menjadi tiga.
"Pertama ialah kelompok penyakit yang didapat saat mudik. Kemudian, penyakit kronik yang kambuh atau timbul karena asupan makanan. Dan, ketiga [penyakit] akibat kelelahan," katanya secara virtual pada acara bertajuk Antisipasi Penyakit Pasca Lebaran di instagram @rscm.kencana, Senin (10/5/2021).
Pertama, kelompok penyakit yang didapat saat mudik adalah kelelahan yang luar biasa. Hal itu karena saat melakukan perjalanan jauh sedang dalam keadaan berpuasa, sehingga kondisi tubuh kurang baik karena minim asupan. Akibatnya metabolisme menurun drastis.
Kedua, penyakit kronik yang kambuh karena asupan makanan berlebihan. Setelah selama sebulan berpuasa, tubuh justru mendapat asupan makanan yang tidak sehat saat berbuka puasa dan juga sahur untuk memuaskan keinginan setelah berpuasa. Lalu kadar kolesterol yang tadinya seimbang dan juga kadar gula yang stabil karena manfaaat puasa, justru menjadi naik.
Tak hanya itu, saat Lebaran banyak makanan lezat yang disajikan untuk disantap. Akibatnya kesehatan malah memburuk karena kandungan makanan berlemak dan tidak sehat tersebut.
"Biasanya di hari ke tiga rumah sakit penuh karena penyakit kambuh. Seperti Gula naik lagi, asam urat, asam lambung dan juga segala macam penyakit kronik lainnya. Itu karena tubuh menerima terlalu banyak makanan yang tidak sehat saat lebaran," tambah Ari.
Ketiga, kelelahan secara mental dan fisik. Setelah lebaran akan rentan stres karena puasa ini dilakukan ditengah krisis pandemi yang menerapkan banyak larangan, terutama larangan mudik. Akibatnya psikologis ikut terguncang karena tidak bisa bertemu keluarga. Kemudian otak terus dipaksa berpikir bagaimana caranya untuk tetap mudik.
Belum lagi kelelahan akibat menyiapkan segala hal untuk lebaran. Seperti menyiapkan makanan, merapihkan rumah, dan mengeluarkan banyak anggaran. Hal ini juga berpotensi untuk membuat gangguan pencernaan dan berat badan naik.
"Idealnya, saat ini penting untuk mengetahui asupan makanan kita. Lalu jangan malas lalukan olah raga olahraga. Jadi masukan dan pengeluaran harus seimbang," tutupnya.