Bisnis.com, JAKARTA – Hari lanjut usia diperingati setiap tanggal 29 Mei setiap tahunnya. Tahun ini, Kementerian Kesehatan mengangkat tema “Lanjut Usia Bahagia Bersama Keluarga” dan sub tema dalam bidang kesehatan adalah “Bersama Lansia Keluarga Bahagia”.
“Peringatan ini adalah momentum untuk meningkatkan perhatian kita dan kesadaran bersama terhadap isu lansia. Kesehatan lansia merupakan salah satu faktor yang dapat mendongkrak eksistensi para lansia untuk bisa tetap menyumbangkan secara sosial psikologis terhadap kemajuan dan perkembangan pembangunan nasional.” kata Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (3/6/2021).
Seluruh negara termasuk Indonesia, memiliki satu visi bersama yang tercantum dalam SDGs yakni menjamin kehidupan yang sehat bagi seluruh penduduk di semua usia. Hal ini penting dikarenakan, pertama Indonesia mempunyai populasi lansia saat ini 20 juta lansia atau kira-kira 10 persen dari seluruh penduduk. Dalam lima tahun mendatang, diperkirakan jumlah ini akan meningkat menjadi 33 juta lansia. Secara jumlah keberadaan lansia masih cukup signifikan untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan nasional secara keseluruhan.
Kedua, data menunjukkan bahwa lansia cenderung menderita berbagai macam permasalahan fisik.
“Kita menginginkan bahwa 33 juta lansia yang akan ada di lima tahun ke depan bisa hidup sehat. Jadi pada saat mereka masuk lansia, mereka mempunyai kualitas hidup yang baik. Kualitas hidup yang baik tersebut antara lain adalah kualitas hidup yang baik secara psikis dan secara fisik.” kata dr. Dante.
Fisik menjadi perhatian penting karena kelompok usia lansia ini rentan dengan berbagai macam penyakit terutama penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, jantung, kelainan ginjal, serta demensia.
Yang ketiga adalah secara khusus bahwa pandemi Covid-19 sekarang ini menyebabkan lansia dihadapkan pada risiko kerentanan yang tinggi. Data di Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa case fatality rate pada lansia 4 kali lebih besar daripada case fatality rate secara nasional. Di rumah sakit tingkat kematian lansia lebih tinggi 3 kali lipat dibandingkan dengan non lansia.
Di rencana pembangunan jangka menengah negara dan rencana strategis Kementerian Kesehatan telah terdapat indikator kesehatan lansia yang disusun secara strategis dan akan menjamin kesehatan lansia terdukung. Rencana tersebut diturunkan menjadi kebijakan dan program yang mendukung seperti inisiasi sistem pelayanan bagi lansia yang komprehensif dan multi sektor atau disebut sebagai perawatan jangka panjang atau long term care bagi para lansia.
dr. Dante mengatakan, long term care ini tidak saja ketika mereka memasuki usia lansia. Sebelum mereka memasuki usia lansia harus sudah mulai dipersiapkan. Pre lansia yang sehat akan menjamin mereka masuk ke dalam usia lansia yang sehat juga. Sehingga upaya deteksi pada penyakit-penyakit harus dimulai sebelum mereka masuk usia lansia.
Berkaitan dengan penanganan Covid-19 pemerintah telah memberikan prioritas vaksinasi Covid-19 kepada lansia namun kebijakan prioritas ini tidak cukup. Capaian vaksin Covid-19 untuk lansia masih 16 persen. Hal ini dikarenakan lansia sulit untuk datang ke tempat vaksin. Pemerintah telah berupaya dengan datang langsung ke kelompok lansia, ke tempat para lansia yang sering berkumpul, dan panti jompo agar bisa divaksinasi. Selain itu, dibutuhkan partisipasi semua pihak untuk mensukseskan kegiatan vaksinasi Covid-19 dari lansia tersebut.
“Khusus berkaitan dengan tema ini kami bercita-cita agar lansia yang tinggal dimana pun senantiasa mendapatkan kasih sayang dan pendampingan dari keluarga” tutupnya.