Bisnis.com, JAKARTA - Mantan pebulutangkis nasional dan peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 Markis Kido meninggal dunia, karena mengalami serangan jantung saat sedang bermain bulu tangkis di Tangerang, Senin (14/6/2021).
Kabar meninggalnya pebulutangkis spesialis ganda putra itu pertama kali diunggah oleh Yuni Kartika, yang juga mantan pebulu tangkis nasional, melalui cuitan Twitternya.
"Almarhum meninggal karena serangan jantung saat sedang main badminton," Yuni di Jakarta, Senin (14/6/2021).
Baca Juga Ini Penyebab Markis Kido Meninggal Dunia |
---|
Penyebab meninggalnya Markis Kido dibahas oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Furqon Satria yang praktik di RS Soetarto Yogyakarta di akun Twitter @fsapradana, Senin (14/6/2021) malam.
Menurut dia, henti jantung (cardiac arrest) adalah kondisi kelistrikan jantung malfungsi, sehingga pompa jantung berhenti.
Hanya sekitar 10 persen pasien cardiac arrest di luar rumah sakit yang survive. Menurutnya, penyebab cardiac arrest paling banyak adalah serangan jantung sekitar 70 persen.
Dikutip dari allodokter.com, henti jantung mendadak dapat mengakibatkan kerusakan otak permanen hingga kematian.
Oleh karena itu, kondisi ini perlu ditangani secepatnya. Pertolongan segera berupa cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru (RJP), dan kejut jantung dapat membantu mencegah akibat tersebut.
“Setiap menit berlalu tanpa defibrilasi/cpr, survival menurun 7-10 pesen,” cuit Furqon.
Gambaran henti jantung, hanya bergetar sehingga tdk bisa memompa darahpic.twitter.com/2PfX0GPcmJ
— furqon satria (@fsapradana) June 14, 2021
Berbeda dengan serangan jantung yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah, henti jantung mendadak disebabkan oleh gangguan irama jantung, tepatnya penyakit ventrikel fibrilasi.
Ventrikel fibrilasi adalah gangguan irama jantung yang membuat ventrikel jantung hanya bergetar saja, bukan berdenyut untuk memompa darah, sehingga menyebabkan jantung berhenti secara mendadak.
Henti jantung mendadak lebih berisiko terjadi pada orang-orang yang sudah memiliki penyakit jantung sebelumnya, seperti: penyakit jantung koroner, penyakit otot jantung (kardiomiopati), gangguan katup jantung, penyakit jantung bawaan, Sindrom Marfan
Selain menderita penyakit jantung, seseorang akan lebih berisiko terkena henti jantung mendadak jika:
1. Berusia di atas 45 tahun (pria) atau di atas 55 tahun (wanita).
2. Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit jantung.
3. Jarang berolahraga dan tidak aktif bergerak.
4. Memiliki kebiasaan merokok.
5. Menyalahgunakan NAPZA seperti kokain atau amfetamin.
6. Mengalami obesitas.
7. Mempunyai kadar kolestrol yang tinggi.
8. Memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi).
9. Menderita diabetes.
10. Mengalami sleep apnea.
12. Menderita gagal ginjal kronis.
Seseorang yang mengalami henti jantung mendadak akan hilang kesadaran dan berhenti bernapas.
Meskipun tidak selalu, beberapa hari hingga beberapa minggu sebelum terjadi henti jantung mendadak, dapat muncul gejala berupa: pusing, muntah, merasa cepat lelah, nyeri dada, jantung berdebar, sesak napas.