Di dalam pabrik produksi vaksin Sinopharm di Beijing. /Xinhua-Bloomberg
Health

Hadir sebagai Vaksin Gotong-Royong, Ini Efikasi Vaksin Sinopharm

Janlika Putri Indah Sari
Senin, 21 Juni 2021 - 22:27
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Vaksin Sinopharm saat ini hadir dalam skema Vaksin Gotong-royong dari pemerintah Indonesia. Vaksin Sinopharm merupakan vaksin buatan China dan telah diujikan di beberapa negara.

Vaksin Sinopharm telah masuk daftar WHO dan mendapatkan EUA di China, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir dan Yordania, dan kini juga di Indonesia.

Guru Besar Fakultas Farmasi UGM Prof Zullies Ikawati menjelaskan vaksin Sinopharm ini menggunakan platform yang sama dengan vaksin Sinovac, yaitu virus yang diinaktivasi.

“Dalam uji klinik di Uni Emirat Arab, efikasi vaksin Sinopharm mencapai 78 persen, dan vaksin ini dapat digunakan pada populasi usia 18 tahun lebih sampai lansia,” ujarnya pada keterangan resmi yang diterima Bisnis, Senin (21/6/2021).

Karena memiliki platform yang sama dengan vaksin Sinovac, profil efek sampingnya juga mirip, yang mana frekuensi kejadian efek sampingnya adalah 0,01 persen atau terkategori sangat jarang.

Menurut Prof Zullies, efek samping yang dijumpai dalam uji klinik adalah efek samping lokal yang ringan, seperti nyeri atau kemerahan di tempat suntikan, dan efek samping sistemik berupa sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, diare dan batuk.

Efek-efek samping ini segera membaik dan umumnya tidak memerlukan pengobatan. Masyarakat diminta tidak perlu kuatir dengan efek samping vaksin, baik vaksin AstraZeneca maupun Sinopharm.

Secara umum, dari hasil eveluasi terhadap uji klinik yang telah melibatkan ribuan orang di berbagai negara, manfaat vaksin jauh melebihi risiko efek sampingnya.

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) secara umum bersifat ringan sampai sedang dan bersifat individual, dan adanya KIPI juga menunjukkan bahwa vaksinnya sedang bekerja.

Namun jika ada KIPI yang dirasa berat, harus segera dilaporkan kepada kontak yang sudah diberikan. Dengan begitu, kejadian tersebut bisa segera mendapatkan penanganan.

“Selain ditangani, KIPI juga akan dievaluasi oleh Komite KIPI terkait dengan hubungan kausalitasnya dengan vaksin sehingga bisa menjadi data yang berharga dalam program vaksinasi,” tutupnya

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro