Covid-19 Varian Delta. /LIPI
Health

Virus Corona Varian Delta Kini Sudah Menyebar di 85 Negara

Sartika Nuralifah
Kamis, 24 Juni 2021 - 13:29
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Menurut WHO, varian delta dari virus corona yang menyebabkan COVID-19 kini telah terdeteksi di 85 negara dan tetap menjadi varian yang mengkhawatirkan dengan bukti-bukti yang menunjukkan dapat mengurangi perlindungan vaksin terhadap infeksi dan penyakit.

Varian delta dapat menyebabkan kehilangan substansial perlindungan bagi individu yang baru saja mendapatkan suntikan pertama vaksin AstraZeneca.

Varian tersebut dapat meningkatkan risiko rawat inap dengan COVID-19. Pusat Pengendalian Penyakit Eropa mengatakan varian delta kemungkinan akan beredar luas di seluruh Uni Eropa pada bulan-bulan di musim panas dan diperkirakan mencapai 90% pada akhir Agustus.

Dilansir dari Times of Israel, varian delta telah menyebabkan gelombang infeksi baru di Israel, yang mungkin memberlakukan kembali wajib menggunakan masker wajah di dalam ruangan untuk mengekang penyebarannya.

Penduduk dari tujuh distrik di Sydney, Australia, telah dilarang meninggalkan kota tersebut  untuk menahan wabah kasus baru yang disebabkan oleh delta yang diketahui berasal dari seorang pekerja transportasi di daerah pantai Bondi. Varian tersebut menyumbang lebih dari 20% kasus baru di AS dalam dua minggu terakhir, atau dua kali lipat ketika Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit terakhir melaporkan prevalensinya.

Dr. Anthony Fauci, pakar penyakit menular dan kepala petugas medis Presiden Joe Biden, memperingatkan bahwa AS dapat mengikuti jalur Inggris, di mana varian tersebut telah menjadi jenis yang dominan karena penyebaran yang cepat di kalangan anak muda. Varian ini menyumbang setengah dari infeksi baru di Lowa, Kansas, Missouri, Nebraska, Colorado, Montana, North Dakota, South Dakota, Utah dan Wyoming.

Para ahli telah berulang kali mengatakan vaksinasi adalah cara terbaik melawan varian baru. Mereka memperingatkan bahwa jika virus dibiarkan, strain baru dapat muncul.

Di Jepang, penyelenggara Olimpiade musim panas ini mengatakan mereka akan melarang alkohol di acara tersebut sebagai langkah untuk membuat mereka aman dan terlindungi selama pandemi, Guardian melaporkan. Pertandingan sekarang diatur untuk memungkinkan penonton langsung, dengan batasan yang signifikan.

Penghitungan global untuk penyakit yang disebabkan oleh virus corona mencapai di atas 179 juta pada hari Rabu, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins, sementara kematian naik di atas 3,88 juta. AS terus memimpin dunia dalam total kasus di 33,6 juta, sementara kematian di AS total 602.618. India berada di urutan kedua dalam total kasus dengan 30 juta dan ketiga dengan kematian pada 390.660, meskipun angka-angka itu diperkirakan akan berkurang karena kekurangan tes.

Brasil memiliki beban kasus tertinggi ketiga selama pandemi pada 18 juta, menurut data Johns Hopkins, dan kedua dalam kematian dengan 504.717, setelah melewati 500.000 selama akhir pekan. Meksiko memiliki angka kematian tertinggi keempat di 231.505 dan telah mencatat 2,5 juta kasus.

Di Eropa, Rusia telah menyusul Inggris dengan kematian. Rusia telah mencatat 128.719 kematian, sedangkan Inggris memiliki 128.291, menjadikan Rusia negara dengan jumlah kematian tertinggi kelima di dunia dan tertinggi di Eropa. China, tempat virus pertama kali ditemukan pada akhir 2019, telah memiliki 103.602 kasus yang dikonfirmasi dan 4.846 kematian, menurut angka resminya, yang secara luas dianggap tidak dilaporkan secara besar-besaran.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro