Baju pangsi/senibudayabetawi
Fashion

Dari Kebaya Encim hingga Baju Pangsi, Ini Pakaian Adat Betawi

Mia Chitra Dinisari
Rabu, 13 Agustus 2025 - 11:10
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Jakarta punya deretan daya tarik wisata yang tak hanya datang dari hal-hal modern. Juga berasal dari tradisi dan budaya yang terus dipertahankan oleh beberapa generasi.

Termasuk juga dengan berbagai pakaian atau baju adat Betawi yang masih bisa dilihat sampai sekarang. Bagi yang tinggal di ibukota, pasti sudah tak asing lagi dengan baju adat Betawi.

Tapi tahukah kamu jika sebenarnya ada beragam pakaian adat Betawi yang punya makna dan fungsi masing-masing. Supaya tidak salah saat menggunakan, yuk pelajari dahulu informasi lengkap mengenai baju adat Betawi di bawah ini.

Digadang-gadang, masyarakat Betawi sudah mengenal pakaian adat sejak abad ke-15. Baju adat Betawi atau yang disebut abang none atau “demeng” dipengaruhi oleh berbagai budaya. Mulai dari Arab, Tionghoa, India, sampai dengan Eropa saat para pedagang datang ke Indonesia untuk berdagang.

Bentuk dari baju adat Betawi pun juga semakin beragam berkat akulturasi dari negara lain. Nah, terkait warna dan motifnya sendiri terpengaruh oleh budaya Barat dan juga Tionghoa. Dan modelnya masih bisa dilihat sampai saat ini. Banyak digunakan untuk berbagai kegiatan seperti pernikahan, acara adat, khitanan, dan lain-lain.

Pakaian adat Betawi Perempuan

1. Kebaya Encim

Namanya adalah kebaya encim atau kebaya kerancang yang digunakan oleh para perempuan. Tampilannya sederhana namun tetap anggun, buat banyak wanita jatuh cinta dengan baju ini. Bahkan sekarang sudah mulai anak mudah melakukan mix and match dengan kebaya encim.
Ciri khas kebaya encim sendiri adalah terbuat dari bahan brokat atau lace yang dikombinasikan dengan bordiran. Selain itu model atau bentuknya di bagian depan meruncing atau mengerucut. Kebaya encim biasanya dipadukan dengan kain motif Pagi Sore atau Belah Ketupat.

Baju adat Betawi untuk pria dan perlengkapannya.

1. Baju Sadaria

Sadaria merupakan baju adat Betawi pria yang mirip dengan baju koko, pada umumnya berwarna putih dan lengan panjang. Biasanya bawahan baju Sadaria memakai celana kain motif batik atau polos. 

Baju ini terbuat dari bahan katun atau linen dan memiliki desain sederhana tanpa banyak hiasan.

Sadaria sering kali dikenakan untuk acara keagamaan atau formal. Tak jarang Baju Sadaria digunakan saat acara pernikahan, acara adat, dan festival budaya.

Sadaria mencerminkan kesederhanaan dan kesucian, hal ini sesuai dengan karakter pria Betawi yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan kesopana

2. Baju Pangsi

Setelan baju pangsi terdapat baju atasan Tikim dan celana bawahan Pangsi.

Bagian atas baju adat Betawi ini dikenal sebagai Baju Tikim. Baju ini berlengan panjang dan berleher bulat berbentuk huruf O.

Baju ini biasanya agak longgar saat dipakai dan dipadukan dengan kaos putih polos sebagai dalaman baju Pangsi. Baju ini awalnya tidak ada kancing, tetapi sekarang terdapat kancing.

Celana Pangsi adalah celana panjang yang dipakai sebagai bawahan baju Tikim. Celana ini umumnya berwarna hitam dan memiliki potongan longgar sehingga memberikan kenyamanan saat dipakai.

3. Pakaian Bangsawan Ujung Serong

Baju Bangsawan Ujung Serong adalah salah satu pakaian adat khas Betawi yang secara khusus digunakan oleh kaum bangsawan atau kalangan atas.

Pakaian Bangsawan Ujung Serong terdiri dari baju jas, celana pantolan, kain songket, penutup kepala, dan aksesoris.

Baju jas tertutup terbuat dari bahan sutra atau beludru. Jas ini juga terdapat kancing di bagian depan dan biasanya jas berwarna hitam.

Jas Ujung Serong dipadukan dengan celana pantalon yang serasi dan kain songket yang dililitkan pada bagian pinggang sampai paha.

Perlengkapan lainnya, pria Betawi biasa mengenakan sepatu pantofel, peci, dan aksesoris bros rantai benggol yang disematkan pada jas bagian dada.

4. Sarung

Sarung adalah kain yang dikenakan di pinggang hingga lutut. Dalam tradisi Betawi, sarung sering digunakan sebagai pelengkap baju adat atau saat ibadah sholat.

Sarung biasanya dililitkan di pinggang, di atas Celana Pangsi, digantung ke leher, dan diikat simpul di bagian depan atau samping.

5. Peci

Peci adalah penutup kepala yang selalu dikenakan pria Betawi saat memakai baju adat. Peci berwarna hitam menjadi pilihan, meskipun terkadang warna lain seperti merah juga sering digunakan.

Peci tidak hanya sekadar pelengkap busana, tetapi juga memiliki makna simbolis. Peci menjadi tanda identitas keislaman dan kesan religius.

6. Sandal Terompah

Pria Betawi sering kali mengenakan sandal terompah. Sendal ini terbuat dari kayu atau kulit dengan model yang praktis. Umumnya sendal ini dipakai bersamaan dengan Baju Pangsin atau Baju Sandaria.

Sendal Terompah menjadi salah satu ciri budaya yang menggambarkan kesederhanaan, kerendahan hati, dan kejujuran bagi pemakainya.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro