Bisnis.com, JAKARTA — Abu Dhabi akan menggunakan pemindai wajah untuk mendeteksi infeksi virus Corona di mal dan bandara. Hal ini dilakukan setelah uji coba terhadap 20.000 orang menunjukkan tingkat efektivitas yang tinggi.
Mengutip Bloomberg, Kamis (1/7/2021), teknologi ini dapat mendeteksi infeksi dengan mengukur gelombang elektromagnetik, yang berubah ketika partikel RNA virus ada di dalam tubuh. Hasilnya menunjukkan sensitivitas 93,5 persen, mencerminkan keakuratan mengidentifikasi mereka yang terinfeksi.
Pemindai ini dikembangkan oleh EDE Research Institute Abu Dhabi, sebuah unit dari International Holding Co.
Adapun Uni Emirat Arab, di mana Abu Dhabi menjadi bagiannya, memiliki salah satu tingkat vaksinasi tertinggi di dunia. Namun kasus baru setiap hari terus meningkat sekitar 2.000 sejak Maret.
Lebih dari sepertiga kasus di negara itu adalah varian delta yang pertama kali terdeteksi di India, kata Otoritas Manajemen Bencana dan Krisis Darurat Nasional UEA.
Mengutip The National, cara kerja alat pemindai wajah tersebut menggunakan ponsel pintar dan sebuat perangkat untuk membaca wajah manusia. Ponsel pintar dalam hal ini bertugas sebagai pengirim pesan ke alat dan sekaligus penerima pesan dari alat mengenai hasil tes.
Dalam sebuah video, cara memakai alat tersebut terbilang mudah. Pembaca ditempatkan dalam jarak lima meter dari orang yang akan dipindai. Dalam hitungan detik, perangkat menganalisis setiap wajah, dan mengirim pesan ke ponsel pintar yang dipegang oleh operator.
Hijau berarti subjek negatif Covid-10, tulisan merah menunjukkan kemungkinan positif Covid-19. Pemindai EDE itu digunakan bersama perangkat lain, termasuk pemindai termal.
Hasil pemindai wajah terlihat di layar ponsel pintar dalam hitungan detik. /The National
Namun, hasil alat tersebut tidak mutlak benar. Oleh karena itu seseorang yang dinyatakan positif harus mengikuti tes PCR dalam waktu 24 jam untuk mendapatkan konfirmasi.
Adapun cara kerja alat tersebut adalah dengan mengukur gelombang elektromagnetik, yang berubah ketika partikel RNA [asam ribonukleat] virus ada di dalam tubuh seseorang.