Bisnis.com, JAKARTA —Indonesia punya karya seni dan juga bakat yang begitu kaya. Untuk memajukan karya tersebut, pada seniman harus juga di dorong dengan dukungan memadai.
Hibah dan residensi masih jadi dua hal yang dapat mendorong seniman agar terus menghasilkan karya.endiri dan Manajer Program Komunitas Lobo, lin Ainar Lawide mengatakan jika hibah dan residensi di Indonesia sendiri penting bagi para seniman.
"Hibah ini penting sekali sebagai dana produksi karena kita pekerja seni butuh dana produksi untuk menyelenggarakan program atau produksi satu karya. Tidak hanya sekedar bawa proposal namun kita juga dapat pendampingan atau mentoring. Jadi kalo kita dapat hibah akan dapat mentoring," ujarnya secara virtual pada siaran langsung di YouTube @koalisiseni, Rabu (21/7/2021).
Tak hanya itu, menurut wanita yang sudah akrab bergelut dengan dunia seni tari tersebut mengatakan jika dalam membuat karya juga membutuhkan dana. Dan dalam eksekusinya, dalam mengajukan permintaan dana hibah membuat para seniman lebih serius dalam membuat karyanya.
Menurutnya, untuk dapat dana hibah di Indonesia tidak musti harus mengikuti residensial terlebih dahulu. Keduanya adalah dua hal yang berkesinambungan.
Meksipun keduanya adalah dua hal yang penting untuk para seniman, namun di Indonesia sendiri masih minim akses atau informasi untuk mendapatkankan. Oleh karena itu, banyak para seniman yang masih kesulitan untuk mendapatkan dana tersebut.
Namun, karena seiring berjalannya waktu dimana teknologi sudah berubah dengan pesat. Kini kabar tersebut bisa diakses oleh para seniman. Hanya saja kendalanya adalah proses untuk mendapatkan dana tersebut masih belum di pahami oleh para seniman. Hal itu karena informasi yang di dapat masih abu-abu.
"Kendalanya mungkin para seniman Indonesia masih minim pengetahuan untuk membuat proposal yang menarik. Kelemahan menulis memang bisa jadi kelemahan kita," tambahnya.
Maka dari itu, Iin mengatakan para seniman Indonesia harus belajar menulis dengan baik agar proses penyaringan proposal bisa tembus.
Misalnya di dalam proposal tersebut harus jelas apa ide yang akan di buat, konsep dan apa dampaknya pada sosial. Lalu pilihan kata yang digunakan juga harus tepat agar para juri memahami dengan baik.
Karena sistemnya masih abu-abu, para seniman harus punya motivasi yang kuat untuk memajukan karya lewat hibah atau residensi. Jangan hanya menunggu pembukaan program tersebut, namun seniman dapat maju lebih dahulu untuk mengirimkan proposalnya. Jika mau lebih luas, proposal juga bisa diajukan ke negara lain. Bahkan, menurutnya pengajuan ke luar negeri justru lebih menarik.
Hal itu karena Indonesia sendiri saat ini masih belum bisa seperti di luar negeri yang akan menjawab atau memberikan respon pada proposal yang diajukan.
Jadi para seniman tidak tahu apakah proposal yang dikirim sudah di baca atau belum. Jika di luar negeri, proposal yang diajukan untuk hibah atau residensi akan di respon oleh panitia sekalipun itu ditolak. Dengan begitu, para seniman dapat mengetahui apa yang salah dengan proposalnya untuk diperbaiki.
Perbedaannya sediri adalah residensial harus ada dana persiapan sendiri yang disiapkan. Itu kaarena tidak seperti hibah yang semuanya mungkin akan di fasilitasi. Namun keduanya sangat penting bagi para seniman. Dan residensil sendiri akan membatu para seniman yang tidak punya institusi untuk mengetahui seni lebih dalam. tutupnya.
"Amati seni apa sebelumnya mendapatkan hibah atau residensi. Dengan begitu, para seniman tau apa ya yang diinginkan para juri. Kemudian pelajari karakter dan keinginan para juri. Dan yang paling penting belajar menulis proposal yang singkat dan tepat sasaran," tutup Iin.