Bisnis.com, JAKARTA - Tiga orang pendaki ditemukan tewas di Gunung Bawakaraeng Sulsel.
Mereka dikabarkan meningga dunia karena mengalami hipotermia.
Gunung Bawakaraeng berada di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Di lereng gunung ini terdapat wilayah ketinggian, Malino, tempat wisata terkenal di Sulawesi Selatan. Secara ekologis gunung ini memiliki posisi penting karena menjadi sumber penyimpan air untuk Kabupaten Gowa, Kota Makassar, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Sinjai.
Bawakaraeng bagi masyarakat sekitar memiliki arti tersendiri. Bawa artinya Mulut, Karaeng artinya Tuhan. Jadi Gunung Bawakaraeng diartikan sebagai Gunung Mulut Tuhan.Penganut sinkretisme di wilayah sekitar gunung ini meyakini Gunung Bawakaraeng sebagai tempat pertemuan para wali. Para penganut keyakinan ini juga menjalankan ibadah haji di puncak Gunung Bawakaraeng setiap musim haji atau bulan Zulhijjah, bersamaan dengan pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci. Tepat tanggal 10 Zulhijjah, mereka melakukan salat Idul Adha di puncak Gunung Bawakaraeng atau di puncak Gunung Lompobattang.
Gunung yang kerap didaki itu, sama halnya dengan banyak gunung lainnya juga menyimpan kisah mistis dan misteri yang dialami para pendakinya.
Berikut sejumlah kisah misteri gunung bawakaraeng dikutip Bisnis dari berbagai sumber :
1. Pasar Jin
Kisah mistis Gunung Bawakaraeng berpusat pada sebuah tempat yang bernama ‘pasar jin’.
Lokasi mistis tersebut berupa tanah lapang yang di kelilingi pohon rimbun.
Mitos yang beredar mengenai tampat itu ialah larangan mendirikan tenda di lokasi ‘pasar jin’.
Jika bebal dan memasang tenda, hal aneh dan mistis akan datang sendirinya!
Tak hanya itu, banyak pula pendaki Gunung Bawakaraeng yang tersesat dan seakan dibawa ke alam gaib.
2. Hantu Noni
Mitos yang dipercaya penduduk di kaki Gunung Bawakaraeng yaitu Kampung Lembanna adalah Hantu Noni yang sering menampakkan diri ketika bulan purnama. Penduduk kampung Lembanna sering berpesan kepada para pendaki jika bulan purnama tiba, lalu angin tak berhembus kencang, suara longlongan anjing, maka sebaiknya jangan mendaki dulu.
"Karena bisa bertemu tiba-tiba dengan Noni yang kerap menampakkan diri," ungkap Pandi dikutip dari ceritapendaki.com.
Pandi mengetahui cerita mistis tentang Noni saat bermalam di rumah penduduk di Lembanna sebelum esoknya memulai pendakian untuk mengikuti upacara 17 Agustus di Gunung Bawakaraeng.
Menurut warga setempat, kata Pandi, dahulunya semasa hidup Noni sering mendaki Gunung Bawakaraeng bersama kekasihnya. Sekitar tahun 1970 atau 1980-an, hampir setiap pekan Noni mendaki. Ketika itu, aktivitas pendakian tak seramai sekarang. Karena sering mendaki, Noni pun akrab dengan warga.
Namun tiba-tiba suatu waktu Noni turun dari kawasan Gunung Bawakaraeng seorang diri lalu menuju pemukiman penduduk. Wajahnya pucat dan sesekali hanya melotot lalu terdiam. Warga pun, kata Pandi, menjadi heran melihat sikap Noni yang tadinya dikenal sebagai periang dan ramah jika bertemu penduduk setempat.
"Noni yang dilihat itu baru diketahui ternyata adalah arwahnya yang gentayangan. Itu diketahui setelah beberapa hari kemudian penduduk yang mencari kayu di dalam kawasan hutan gunung mendapati tubuh Noni tergantung di dahan besar pohon, tepatnya di Pos 3 Gunung Bawakaraeng," ungkap Pandi.
3. Larangan mendirikan tenda
Banyak pendaki mempercayai di Pasar Anjaya terdapat mitos larangan untuk membangun tenda di sekitar lokasi pasar yang berada di kaki Gunung Bawakaraeng itu. Jika ada yang melanggar, maka pendaki tersebut akan mengalami hal-hal aneh.
“Ceritanya selalu sama dari para pendaki yang berbeda, jika nekat mendirikan tenda dan menginap di sana, pasti kita akan mendengar suara riuh keramaian seperti di tengah pasar, tapi pas kita buka tenda tidak ada apa-apa,” terang Yusuf.
4. Pendaki Tersesat
Pendaki tersesat di Pasar Anjaya juga muncul ceritanya. Mereka mempercayai saat tersesat dibawa masuk ke alam gaib.
Biasanya, pendaki tersesat itu karena telah melanggar tata krama dan etika saat berada di kawasan Pasar Anjaya.