Bisnis.com, JAKARTA - Sebagian besar dari kita menghubungkan kolesterol dengan penambahan berat badan dan lemak. Namun, tahukah Anda bahwa bahkan seseorang yang dianggap kurus dapat memiliki kadar kolesterol yang tinggi? Simak fakta-fakta soal kolesterol, mulai dari jenis hingga cara meningkatkannya.
Ahli gizi selebriti asal India Rujuta Diwekar menjelaskan kolesterol tidak boleh disamakan dengan lemak. Kolesterol secara teknis dikenal sebagai Lipoprotein, dan terdiri dari lemak dan protein seperti namanya.
"Kolesterol dibagi menjadi tiga kategori, bahasa sehari-hari dikenal sebagai kolesterol baik, buruk dan sangat buruk," ujar Rujuta Diwekar seperti dilansir dari NDTV.com, Jumat (27/8/2021).
Dia menjelaskan bahwa High-Density Lipoprotein (HDL) merupakan kolesterol baik karena memiliki lebih banyak protein dan lebih sedikit lemak, sehingga melindungi jantung.
Low-Density Lipoprotein (LDL), di sisi lain, memiliki lebih banyak lemak jika dibandingkan dengan HDL. Inilah mengapa LDL disebut kolesterol jahat. Namun, dia meminta masyarakat sekarang belajar bahwa itu tidak seburuk yang dibayangkan.
Pasalnya, LDL memiliki banyak peran seperti membuat hormon Anda, mensintesis vitamin D, memiliki kualitas antioksidan dan membantu menciptakan energi.
Rujuta kemudian menyinggung Very Low-Density Lipoprotein (VLDL) yang dikenal sebagai kolesterol sangat jahat karena memiliki kadar protein yang rendah.
Dia juga berbicara tentang trigliserida, yang menurut ahli dapat dianggap sebagai lemak murni dan menambahkan bahwa semakin rendah levelnya, semakin baik.
"Untuk orang-orang yang berjuang melawan kadar kolesterol yang tidak menguntungkan, para ahli mengatakan bahwa fokusnya adalah pada peningkatan nilai HDL dan mengurangi nilai trigliserida dan VLDL. Ketika nilainya sembarangan, itu dapat menyebabkan resistensi insulin dan diabetes dalam jangka panjang," kata Rujuta.