Bisnis.com, JAKARTA - Cara terbaik yang tersedia untuk melindungi diri agar tidak dirawat di rumah sakit akibat varian Delta adalah melakukan vaksinasi Covid-19.
Menurut penelitian terbaru Centers for Disease Control and Prevention, kemungkinan dirawat dapat mencapai hingga 10 kali lipat dan risiko kematian mencapai 11 kali lipat bagi mereka yang tidak melakukan vaksinasi.
Namun melansir dari eatthis.com, Jumat (17/9/2021) pada sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa apa yang dikonsumsi dalam asupan makan juga dapat berperan tentang seberapa pengaruhnya suatu makanan terhadap varian Delta.
Di bawah ini, simak empat cara tentang apa yang dikonsumsi dapat berpotensi membahayakan diri dari Covid-19, dengan memaparkan temuan studi baru yang menunjukkan kemungkinan kemampuan satu diet untuk melindungi dari mengalami gejala yang parah atas Covid-19.
- Makan makanan olahan
Dengan mengonsumsi ini dapat meningkatkan risiko kondisi mendasar yang membuat tubuh lebih rentan terhadap Covid-19.
Sebagai informasi, mengonsumsi makanan yang penuh dengan makanan ultra-olahan berpotensi meningkatkan peluang untuk mengalami komplikasi buruk oleh Covid-19. Lebih jelasnya, dengan mengonsumsi makanan cepat saji atau sekantong keripik memang tidak akan langsung menyebabkan komplikasi Covid-19 atau varian Delta.
Namun sebelum vaksin akhirnya tersedia, banyak ahli kesehatan menemukan bahwa kondisi ini dapat lebih memungkinkan mengalami gejala parah Covid-19.
"Kebiasaan makan yang buruk dan faktor gaya hidup lainnya dapat memainkan peran besar dalam menentukan risiko penyakit jantung dan BMI seseorang. Yang nantinya menempatkan orang dalam kelompok berisiko tinggi untuk penyakit parah akibat Covid-19," ungkap Ashley Kitchen.
- Memakan makanan cepat saji akan menurunkan sistem kekebalan tubuh
Seorang ahli ungkapkan bahwa beberapa makanan tertentu dapat meningkatkan inflamasi pada tubuh. Jika secara rutin mengonsumsi makanan yang memicu respons peradangan, hal tersebut dapat berubah menjadi peradangan kronis, yang telah terbukti berperan dalam banyak penyakit, termasuk penyakit kardiovaskular dan diabetes.
Ditambah lagi, peradangan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, kemudian berdampak akan lebih rentan terhadap penyakit yang disebabkan oleh penyakit menular seperti varian Delta.
- Tidak mendapatkan cukup vitamin D
Tidak mendapatkan vitamin D dapat membuat Anda lebih rentan terhadap gejala Covid-19 yang parah.
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa kadar vitamin D yang rendah pada beberapa individu dikaitkan dengan peningkatan kerentanan terhadap komplikasi parah Covid-19. Meskipun sampai kini belum ada penelitian yang cukup, tentang apakah hal ini berlaku untuk varian Delta atau tidak. Tetapi untuk sementara, alangkah lebih baiknya untuk mulai mengonsumsi suplemen vitamin D. Bagaimanapun, pastikan telah berkonsultasi dengan dokter sebelum menentukan suplemen baru.
- Pola makan nabati dapat memberikan perlindungan terhadap varian Delta
Sebuah studi baru yang dipimpin oleh para peneliti di Rumah Sakit Umum Massachusetts (MGH) yang berafiliasi dengan Harvard yang diterbitkan dalam Gut Journal, menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi makanan nabati cenderung lebih kecil kemungkinannya mengalami gejala Covid-19 yang parah.
Sedangkan sebaliknya, mereka yang mengonsumsi lebih banyak tanaman menunjukkan risiko yang lebih rendah untuk mengembangkan kondisi metabolisme seperti diabetes tipe 2 dan obesitas, yang keduanya telah dikaitkan dengan peningkatan risiko Covid-19, seperti yang disinggung sebelumnya.
Seorang ahli gastroenterologis dan kepala The Clinical and Translational Epidemiology Unit ungkapkan, bahwasanya meskipun tidak adanya penekanan akan wajib vaksinasi dan pemakaian masker di lingkungan ramai, individu juga berpotensi mengurangi risiko terkena Covid-19 atau memiliki hasil yang buruk dengan memerhatikan apa yang dimakan.