Mengobati Penyakit Kronis
- Mengobati gangguan pencernaan kronis
Gangguan pencernaan kronis ditandai dengan rasa sakit yang berulang-ulang serta rasa ketidaknyamanan di bagian perut atas (dispepsia).
Pengosongan perut yang tertunda merupakan penyebab utama gangguan pencernaan. Menariknya, jahe telah terbukti mempercepat pengosongan perut.
Pada sebuah studi kecil tahun 2011, orang dengan dispepsia fungsional, yang merupakan gangguan pencernaan tanpa penyebab yang diketahui, diberi kapsul jahe dan plasebo. Satu jam kemudian, mereka semua diberi sup. Butuh waktu 12,3 menit agar perut kosong pada orang yang menerima menerima kapsul jahe, sedangkan orang yang diberi kapsul plasebo butuh 16,1 menit.
Efek ini juga telah terlihat pada orang tanpa gangguan pencernaan. Dalam sebuah studi tahun 2008 oleh beberapa anggota tim peneliti yang sama, 24 individu yang sehat diberi kapsul jahe dan plasebo. Mereka semua diberi sup satu jam kemudian.
Mengkonsumsi jahe sebagai lawan plasebo secara signifikan mempercepat pengosongan perut. Butuh 13,1 menit untuk orang yang menerima kapsul jahe untuk mengosongkan perutnya dan 26,7 menit untuk orang yang menerima kapsul plasebo.
- Mengurangi nyeri haid
Dismenore mengacu pada rasa sakit yang dirasakan selama siklus menstruasi.
Salah satu penggunaan tradisional jahe adalah untuk menghilangkan rasa sakit, termasuk nyeri haid. Dalam sebuah studi tahun 2009, 150 wanita diinstruksikan untuk mengambil jahe atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) selama 3 hari pertama periode menstruasi mereka.
Ketiga kelompok menerima empat dosis harian bubuk jahe (250 mg), asam mefenamat (250 mg), atau ibuprofen (400 mg). Hasilnya, jahe berhasil mengurangi rasa sakit seefektif dua NSAID.
Studi yang lebih baru juga menyimpulkan bahwa jahe lebih efektif daripada plasebo dan sama efektifnya dengan obat-obatan seperti asam mefenamat dan ibuprofen.
8. Membantu menurunkan kadar kolesterol
Tingginya kadar LDL (kolesterol jahat) dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Makanan yang Anda makan dapat memiliki pengaruh yang kuat pada kadar LDL.
Dalam sebuah studi tahun 2018 terhadap 60 orang dengan hiperlipidemia, kadar kolesterol LDL 30 orang yang menerima 5g bubuk yang disisipkan jahe setiap hari turun 17,4 persen dalam kurun waktu 3 bulan.
Temuan ini didukung oleh penelitian pada tikus dengan hipotiroidisme atau diabetes. Ekstrak jahe menurunkan kolesterol LDL (jahat) pada tingkat yang sama dengan obat penurun kolesterol atorvastatin (30Trusted Source).
Subjek studi dari ketiga studi juga mengalami penurunan kolesterol total. Peserta dalam studi 2008, serta tikus laboratorium, juga melihat penurunan trigliserida darah mereka.
9. Mencegah kanker
Jahe telah dipelajari sebagai obat alternatif untuk beberapa jenis kanker.
Senyawa [6]-Gingerol merupakan senyawa kuat anti-kanker yang ditemukan dalam jumlah besar dalam jahe mentah.
Dalam sebuah studi 28 hari individu yang berisiko normal untuk kanker kolorektal diberi 2 gram ekstrak jahe per hari secara signifikan mengurangi molekul pensinyalan pro-inflamasi pada usus besar.
Namun, studi tindak lanjut pada individu yang berisiko tinggi terkena kanker kolorektal tidak menghasilkan hasil yang sama.
Ada beberapa bukti, meski terbatas, jahe mungkin efektif melawan kanker gastrointestinal lainnya seperti kanker pankreas dan kanker hati. Ini mungkin efektif melawan kanker payudara dan kanker ovarium juga. Secara umum, penelitian lebih lanjut diperlukan.
10. Meningkatkan fungsi otak dan mencegah Alzheimer
Stres oksidatif dapat mempercepat proses penuaan dan menjadi salah satu penyebab utama penyakit Alzheimer serta penurunan kognitif yang berkaitan dengan usia.
Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa antioksidan dan senyawa bioaktif dalam jahe dapat menghambat respons inflamasi yang terjadi di otak.
Ada juga beberapa bukti bahwa jahe dapat membantu meningkatkan fungsi otak secara langsung. Dalam sebuah studi tahun 2012 tentang wanita paruh baya yang sehat, dosis harian ekstrak jahe terbukti meningkatkan waktu reaksi dan memori kerja.
Selain itu, banyak penelitian pada hewan yang menunjukkan bahwa jahe dapat membantu mencegah penurunan fungsi otak saat lanjut usia.
11. Melawan infeksi
Gingerol dapat membantu menurunkan risiko infeksi. Bahkan, ekstrak jahe dapat menghambat pertumbuhan berbagai jenis bakteri.
Menurut sebuah studi 2008, ekstrak jahe sangat efektif terhadap bakteri mulut yang terkait dengan gingivitis (radang gusi) dan periodontitis.
Jahe segar juga mungkin efektif melawan respiratory syncytial virus (RSV), penyebab umum infeksi pernapasan. Namun, perlu diingat bahwa beberapa efek ini akan berbeda pada sebagian orang dan memerlukan studi lanjutan untuk memastikan manfaatnya.