Varian Indomie Mi Goreng/indomie.com
Fashion

Kisah Indomie, Produk Indonesia yang Dicintai oleh Jutaan Orang di Dunia

Ithamar Yaomi DC
Senin, 11 Oktober 2021 - 18:05
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Indomie semakin mengukuhkan statusnya sebagai produk ekspor Indonesia yang paling dicintai di dunia. Prestasi tersebut ditorehkan setelah Indomie menjadi satu-satunya merek yang disebutkan dua kali dalam kategori mie instan terbaik dunia versi New York Magazine.

Daftar tersebut memperlihatkan sekelompok penulis makanan dan koki AS memeringkat 10 mie instan favorit mereka, dan mengklasifikasikannya ke dalam tiga kategori, yaitu pekat, gurih, dan pedas.

Kritikus restoran San Francisco Chronicle Soleil Ho mengatakan rasa orisinal Indomie Mi Goreng dan Ayam Berbekyu menempati urutan teratas daftar mie instan terbaik karena rasa gurih yang kuat yang berasal dari minyak bawang dan bawang goreng. Varian khusus ini hanya berharga US$0,50 di Amerika Serikat.

Melansir South China Morning Post, Ho menuturkan bahwa dia telah makan Indomie sejak dia di sekolah dasar. Dia menambahkan topping favoritnya adalah telur mata sapi.

Di Jerman, seorang mahasiswa PhD Pia Dannhauer mengatakan kepada This Week in Asia bahwa Indomie merupakan menu favorit untuk makan siang selama melaksanakan studi sarjana di Belanda.

"Teman-teman flat saya dan saya benar-benar bisa saling memandang dan berkata, 'Indomie?' secara bersamaan kapan pun kami benar-benar berencana memasak bersama," kata pria berusia 27 tahun itu.

Dannhauer merupakan seorang vegetarian. Karena itu, rasa Indomie favoritnya adalah varian "sayuran" yang harganya sekitar US$0,50 atau 50 sen. Biasanya, dia hanya memasak apa yang ada di dalam bungkusnya, meskipun dia pernah merasa sedikit lebih berani menambah topping lain.


Merek mi instan favorit

Pengalaman Ho dan Dannhauer menjelaskan mengapa Indomie menjadi merek mie instan favorit di seluruh dunia: enak, murah, praktis. Rasa Mi Goreng yang ikonik diluncurkan pada 1983. Sejak itu, Indomie Mi Goreng telah dicintai oleh penggemar Indonesia maupun luar negeri. Ketika penciptanya, Nunuk Nuraini, meninggal pada Januari tahun ini, hal tersebut memicu kesedihan nasional dan menjadi berita utama global.

Mi Goreng biasanya dilengkapi dengan minyak bumbu, kecap manis, saus sambal, bubuk kering kaya monosodium glutamat atau MSG, dan bawang merah goreng. Untuk memenuhi selera lokal, mie yang dijual di luar pulau Jawa menggunakan bubuk cabai sebagai pengganti saus cabai. Namun, bahan lainnya tetap sama.

Di luar negeri, isinya mirip mi goreng versi Jawa, tapi rasanya sedikit berbeda. Menurut Redha Kinanti, warga Indonesia yang tinggal di Selandia Baru rasa Indomie yang dijual di sana kurang enak.

"Mungkin MSG-nya beda,” ujarnya.

Bukan pertama kalinya Indomie masuk daftar peringkat. Pada 2019, Peringkat Daya Ramen Instan Los Angeles Times menempatkan rasa ayam barbekyu Indomie di peringkat atas karena rasanya yang "benar-benar surgawi". Sedangkan varian Mi Goreng orisinal menduduki peringkat No 10 karena penulis menganggapnya sedikit terlalu manis.

Di YouTube, Indomie sering ditampilkan oleh food vlogger yang membandingkan rasa mie instan terbaik. Pecinta indomie punya berbagai cara untuk menikmati mie instan. Di Indonesia, cara klasik untuk menikmatinya adalah dengan topping sederhana seperti telur dadar atau irisan cabai. Ada pula yang memasaknya menjadi burger, donat, dan martabak (panekuk dadar lipat).

Di negara tetangga Malaysia, ada sebuah restoran yang didedikasikan sepenuhnya untuk Indomie. Restoran tersebut dinamai Indobowl, menunya terdiri dari makanan seperti Indomie dengan ayam telur asin atau iga.

Di Nigeria, Indomie sangat populer, sehingga makanan laut dan sayuran terkadang ditambahkan ke dalam campuran, sementara di Australia, kedai kopi lokal mengubahnya menjadi roti panggang. Pada 2019, lilin beraroma Mi Goreng dari toko Australia menyebabkan kegemparan online di kalangan orang Indonesia.

Kisah Indomie, Produk Indonesia yang Dicintai oleh Jutaan Orang di Dunia

Bangkitnya Indomie

Indomie diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Sanmaru Foods Manufacturing yang berlokasi di Medan. Pada 1984, perusahaan tersebut mengakuisisi sesama pembuat mi Sarimi Asli Jaya, anak perusahaan pabrik tepung Bogasari, yang dimiliki oleh konglomerat Cina-Indonesia Liem Sioe Liong.

Bersama Salim Group milik Liem, Sanmaru mendirikan perusahaan bernama Indofood Interna Corporation. Pada 1990, Liem mendirikan perusahaan bernama Panganjaya Intikusuma, kemudian berganti nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF).

Perusahaan tersebut menjadi perusahaan induk dari 18 perusahaan makanan Grup Salim, termasuk Indofood Interna Corporation, produsen Indomie.

Hal ini menandai dimulainya ekspansi Indomie ke luar negeri, termasuk kantor pusat pertama di Nigeria yang melayani pasar Afrika pada tahun 1995. Saat ini, Indomie tersedia di sekitar 100 negara, dan lebih dari 15 miliar paket Indomie diproduksi setiap tahun.

Selain Nigeria, Indofood juga menjalankan pabrik di Kenya, Maroko, Serbia, Arab Saudi, Mesir dan Turki. Popularitas Indomie telah mendorong banyak orang untuk memberi penghormatan, seperti melalui lagu-lagu rap.

Begitu populernya Indomie di Afrika, hingga pada Desember tahun lalu seorang peneliti di Ghana mengungkapkan bahwa Indomie digunakan sebagai alat untuk memikat gadis-gadis muda ke dalam perdagangan seks, di samping kredit seluler, dan uang elektronik.

Pada 2018, Nine News Melbourne Australia melaporkan bahwa pemerintah negara bagian Victoria menghabiskan lebih dari US$365.400 untuk pasokan dua tahun Indomie, mie instan favorit para narapidana negara bagian tersebut.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro