Bisnis.com, JAKARTA - Australia berencana menangguhkan produksi vaksin covid Astrazeneca pada Natal tahun ini.
Dilansir dari News.com.au, vaksin tersebut tidak akan lagi dibuat di Australia setelah dikaitkan dengan isu efek samping pembekuan darah yang sangat langka.
“Jelas kami tidak ingin memproduksi sesuatu yang tidak akan digunakan, dan kami akan memiliki sejumlah opsi di masa depan,” kata Associate Professor Universitas Queensland Paul Griffin.
Setelah pesanan semua selesai, produsen vaksin Melbourne, CSL, akan menghentikan produksi, dan Pemerintah Federal "hampir pasti" tidak akan memperpanjang kontrak di luar tahun ini.
“Terlepas dari kritik yang mungkin tidak proporsional yang dialami oleh reputasi vaksin ini, kami sangat bangga bahwa vaksin AstraZeneca telah memberikan perlindungan kepada jutaan orang Australia,” kata ketua CSL Brian McNamee kepada investor.
Hampir 12,5 juta dosis suntikan AstraZeneca telah diberikan kepada orang Australia.
Sementara itu, Epidemiolog UI Pandu Riono mengimbau pemerintah untuk memindahkan pembuatan vaksin Astrazeneca di tanah air.
Tujuannya, katanya, untuk memperkuat manufaktur vaksin di Indonesia dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Pak @BudiGSadikin dan Pak Luhut perlu lobi agar industri vaksin AZ di Australia bisa dipindahkan ke Indonesia. Kita perlu memperkuat manufaktur vaksin di Indonesia," tulisnya di akun twitternya.
Pak @BudiGSadikin dan Pak Luhut perlu lobi agar industri vaksin AZ di Australia bisa dipindahkan ke Indonesia. Kita perlu memperkuat manufaktur vaksin di Indonesia ??@KemenkesRI @kemenkomarves https://t.co/GNSO5yczpx
— Juru Wabah ?? (@drpriono1) October 13, 2021