Bisnis.com, JAKARTA - Sakit-kepala" target="_blank" title="Sakit kepala" >Sakit kepala dipicu oleh gaya hidup atau faktor lingkungan tetapi ada faktor mengejutkan lainnya yang menyebabkan rasa Sakit.
Dr Vikki Petersen, praktisi pengobatan fungsional bersertifikat, menyoroti prevalensi berbagai jenis sakit kepala dan bagaimana perubahan gaya hidup dapat membantu meringankan dan mencegahnya.
“Ada banyak jenis sakit kepala (dari sakit kepala tegang, migrain, sakit kepala sinus, dan banyak lagi),” ujarnya dilansir dari Express.
“Kabar baiknya adalah ada penyebab sakit kepala Anda dan obatnya jika Anda mau melakukan perubahan gaya hidup dan pola makan.
"Ada banyak penyebab sakit kepala yang berbeda termasuk pola makan yang buruk, konsumsi air yang tidak memadai, ketidakseimbangan hormon, penyumbatan sinus karena alergi atau infeksi, postur tubuh yang buruk yang memengaruhi otot dan saraf leher dan punggung bagian atas, kurang tidur."
Menurut Dr Petersen, tujuh penyebab sakit kepala Anda bisa jadi:
1. Kemacetan sinus
2. Diet yang buruk
3. Postur tubuh yang buruk
4. Ketidakseimbangan hormon
5. Kurang tidur
6. Dehidrasi
7. Sembelit.
Kurang tidur juga bisa menjadi salah satu penyebabnya
Makan makanan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan belajar mengelola stres adalah semua cara untuk tidak hanya membantu mengurangi sembelit tetapi juga mengurangi sakit kepala Anda.
Penting untuk mengidentifikasi apa yang menyebabkan sakit kepala dan sembelit sehingga Anda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mencegahnya.
Setelah Anda mengatasi masalah yang mendasarinya, sakit kepala dan sembelit Anda akan membaik.
Untuk membantu dokter Anda mengetahui apa yang terjadi, tuliskan seberapa sering Anda buang air besar dan sakit kepala.
Perhatikan jika Anda mengalami konstipasi saat sakit kepala terjadi. Anda juga harus melacak periode stres dan kecemasan.
Catat apakah sembelit dan sakit kepala terjadi selama waktu itu.
Banyak penyakit kronis memiliki gejala yang tidak jelas dan sulit untuk didiagnosis.
Dokter Anda mungkin membuat diagnosis dengan mengecualikan kondisi lain yang memiliki gejala serupa. Mungkin diperlukan lebih dari satu kunjungan dan beberapa tes untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.