Bisnis.com, JAKARTA - CDC Amerika Serikat (AS) merekomendasikan pemberian booster vaksin Covid-19 untuk orang berusia 18 tahun ke atas sebagai respons terhadap Virus Corona varian Omicron.
Dikutip dari akun dokter Adam Prabata @adamprabata, Selasa (30/11/2021), CDC mengeluarkan aturan suntikan booster tersebut sebagai berikut:
-Interval 6 bulan setelah vaksinasi Pfizer atau Moderna
-Interval 2 bulan setalah vaksinasi J&J
Amerika Serikat bisa merekomendasikan dan menyelenggarakan vaksinasi booster karena cakupan vaksinasi 2 dosis yang sudah adekuat.
“Untuk di Indonesia, yuk kita fokus meratakan dan tingkatkan vaksinasi dosis ke-2 dulu,” tulis Adam.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi sejumlah rekomendasi untuk individu dan negara guna mencegah penularan Virus Corona varian Omricon yang menyebar di sejumlah negara.
Dikutip dari laman resmi WHO, Selasa (30/11/2021), mengatakan disiplin protokol kesehatan adalah langkah mudah, namun efektif mencegah penularan Omicron.
Langkah paling efektif yang dapat dilakukan individu untuk mengurangi penyebaran virus adalah:
1. Menjaga jarak fisik minimal 1 meter dari orang lain
2. Memakai masker yang pas
3. Membuka jendela untuk meningkatkan ventilasi
4. Menghindari ruang yang berventilasi buruk atau ramai
5. Menjaga tangan tetap bersih
6. Batuk atau bersin ke siku atau tisu yang tertekuk
7. Vaksinasi
Oleh karena, Omicron telah ditetapkan sebagai variant of concern, ada beberapa tindakan yang direkomendasikan WHO untuk dilakukan oleh negara-negara, yakni:
Pertama, meningkatkan pengawasan dan pengurutan kasus.
Kedua, berbagi urutan genom pada database yang tersedia untuk umum seperti GISAID
Ketiga, melaporkan kasus atau klaster awal ke WHO.
Keempat, melakukan penyelidikan lapangan dan penilaian laboratorium untuk lebih memahami jika Omicron memiliki karakteristik penularan atau penyakit yang berbeda, atau berdampak pada efektivitas vaksin, terapi, diagnostik, atau kesehatan masyarakat dan tindakan sosial.
"Negara-negara harus terus menerapkan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang efektif untuk mengurangi sirkulasi Covid-19 secara keseluruhan, menggunakan analisis risiko dan pendekatan berbasis sains," kata WHO.
"Mereka harus meningkatkan beberapa kesehatan masyarakat dan kapasitas medis untuk mengelola peningkatan kasus. WHO memberikan dukungan dan panduan kepada negara-negara untuk kesiapan dan tanggapan," imbuhnya.