Tenaga kesehatan mendorong brankar dari ruangan bekas isolasi pasien Covid-19 di Rumah Sakit Aisyiyah, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (26/8/2021). Rumah sakit setempat menutup ruang isolasi untuk pasien Covid-19 menyusul turunnya angka kasus Covid-19 di wilayah itu, sementara jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 per 26/8/2021 sebanyak 29 orang, lima orang diantaranya dirawat dan 24 orang isolasi mandiri./Antara
Health

Tidak Anosmia, Berikut Gejala Ringan Covid-19 Varian Omicron

Newswire
Rabu, 1 Desember 2021 - 07:56
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Gejala Covid-19 varian Omicron dianggap sangat "enteng" oleh dokter di Afrika Selatan, berbeda dengan varian Virus Corona lainnya.

Varian ini pertama kali ditemukan di negara yang sama dan menyerang orang-orang berumur 20 hingga 30 tahunan. Dokter menganggap rentang usia demikian secara umum mengalami gejala ringan.

Dilansir dari laman NBC Chicago, menurut seorang dokter umum di Provinsi Gauteng, Dr. Unben Pillay, gejala yang ditunjukkan pasien berupa batuk kering, demam, berkeringat di malam hari, dan nyeri di berbagai bagian tubuh.

Selanjutnya, pada 18 November 2021, ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, Dr. Angelique Coetzee melalui BBC mengatakan muncul gejala tidak biasa pada pasien yang cukup berbeda dengan gejala varian Delta.

Gejala ini dialami oleh seorang pria berusia 33 tahun. Pria ini mengalami kelelahan selama beberapa hari mengalami Covid-19 diikuti nyeri di berbagai bagian tubuh dan sakit kepala.

Dia mengalami gatal pada tenggorokan, tetapi tidak mengalami batuk-batuk maupun anosmia (kehilangan indera penciuman).

Banyak pasien yang mengalami gejala sama. Kolega Coetzee juga melaporkan hal yang sama terhadap pasien-pasiennya.

Tingkat rawat inap rumah sakit di Afrika Selatan juga mengalami peningkatan, tetapi bukan eksklusif diakibatkan oleh varian omicron, melainkan jumlah keseluruhan kasus.

Menurut data WHO, seseorang yang pernah mengalami positif Covid-19 memiliki risiko lebih tinggi tertular varian Omicron. Vaksin masih diperlukan untuk mengurangi keparahan Covid-19 dan kematian.

Secara umum, data menyangkut varian Omicron masih kurang, termasuk tingkat penularan, gejala, hingga keparahan penyakit.

WHO masih bekerja sama dengan berbagai peneliti di seluruh dunia untuk mempelajari varian Omicron lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.Co
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro