Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) memperkirakan orang yang hidup dengan penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Indonesia mencapai 543.100 jiwa pada tahun 2020.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan kondisi penyakit HIV di Indonesia kini telah memasuki masa epidemi setelah mengalami penurunan jumlah kasus.
"Sehingga saat ini menjadi terkonsentrasi dengan prevalensi penderita HIV di atas usia 15 tahun adalah sebesar 0,26 persen," ujarnya dikutip dari Antara.
Dia menambahkan hanya dua daerah yang mengalami perluasan epidemi, yakni Papua dan Papua Barat. Namun, perluasan itu masih berada pada tingkat yang dapat dikatakan rendah karena angkanya mencapai 1,8 persen.
Kemudian pada sebaran estimasi jumlah infeksi baru HIV, pada tahun 2020 sebanyak 27.580 orang baru diperkirakan terinfeksi HIV. Hal itu menunjukkan secara nasional, sebaran estimasi infeksi lebih rendah 47 persen dibanding tahun 2010 yang mencapai sekitar 48.000 kasus setiap tahunnya.
“Ini sebenarnya angkanya sudah cukup turun jauh dibandingkan pada tahun 2010. Pada waktu itu, sempat Indonesia angka penambahan infeksi baru setiap tahunnya mencapai 48.000,” kata Nadia.
Dengan rincian pada tahun 2020, sebanyak 149.883 orang yang tersebar di 502 kabupaten atau kota sudah mendapatkan pengobatan dan mengakses terapi antiretroviral (ARV) dan sebanyak 30.100 orang dengan HIV (ODHIV) diperkirakan meninggal di mana 10.103 kasus kematiannya dilaporkan.
Dalam acara tersebut dia turut menekankan, Indonesia harus bisa terus menemukan kasus infeksi baru sehingga dapat menekan laju peningkatan kasus HIV lebih tinggi lagi. Untuk dapat menekannya, pemerintah memiliki program STOP HIV yang mengusung empat aspek yakni Suluh, Temukan, Obati, Pertahankan.
Ia berharap melalui program tersebut, angka penderita HIV di Indonesia dapat segera berkurang melalui pemberian edukasi, membantu masyarakat mengetahui status HIV nya serta mendapatkan terapi ARV yang dapat menekan laju kasus.
“Kalau kita lihat, target cukup berat harus kita kejar bagi Indonesia. Karena yang mengetahui status HIV nya itu baru 70 persen sedangkan yang dalam pengobatan itu baru 28 persen. Sementara untuk yang ketiga, virusnya tersupresi itu masih 95 persen, jadi ini tugas yang besar,” tegas Nadia.