Bisnis.com, JAKARTA – Booster vaksin Pfizer meningkatkan kemampuan penetralisir antibodi terhadap varian Omicron 25 kali lebih tinggi.
Dikutip dari keterangan tertulis Pfizer yang dikutip akun @adamprabata, Jumat (10/12/2021), bahwa data tersebut merupakan hasil riset perusahaan vaksin Pfizer.
Diketahui pula, bahwa efikasi suntikan ketiga atau booster vaksin Covid-19 Pfizer setara dengan kemampuan antibodi pasca 2 dosis vaksinasi terhadap varian Virus Corona awal.
Selain itu, dari hasil penelitian juga diketahui, bahwa vaksinasi dua dosis vaksin yang sama diduga masih dapat melindungi dari Covid-19 berat akibat Omicron.
Hal ini disebabkan 80 persen epitop dari protein spike yang bisa dikenali oleh sel TCD8+ tidak terpengaruh oleh mutasi Omicron.
Diberitakan sebelumnya, Pfizer dan BioNTech mengeklaim vaksin Covid-19 tiga-dosisnya mampu melawan varian Omicron dalam uji laboratorium.
Temuan tersebut menjadi pertanda awal bahwa dosis penguat (booster) bisa menjadi kunci dalam melindungi manusia dari varian baru Virus Corona itu.
Kedua perusahaan itu mengatakan dua dosis vaksin mereka menghasilkan antibodi penetralisasi yang jauh lebih rendah, namun masih dapat melindungi dari penyakit parah.
"Garis pertahanan pertama, dengan dua dosis vaksinasi, mungkin bisa ditembus (virus) dan tiga dosis vaksinasi diperlukan untuk mengembalikan perlindungan," kata Direktur Medis BioNTech Ozlem Tuereci dalam konferensi pers.
Pfizer-BioNTech juga mengatakan mereka bisa menyediakan vaksin khusus untuk melawan Omicron pada Maret 2022 jika diperlukan.
Kedua perusahaan itu menjadi produsen pertama vaksin Covid-19 yang merilis perkembangan kemanjuran vaksin mereka terhadap Omicron.
Dalam sampel darah yang diambil sekitar sebulan setelah dosis ketiga diberikan, varian Omicron dinetralisasi dengan efektivitas yang sama dengan dua dosis yang menghalau varian asli yang ditemukan di China.
"Data baru dari Pfizer tentang efektivitas vaksin terhadap Omicron membesarkan hati," kata Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam cuitannya pada Rabu (8/12/2021).
"Siapa pun yang memenuhi syarat dan belum disuntik dosis ketiga sebaiknya mendapatkan suntikan booster hari ini," kata Biden.
CEO BioNTech Ugur Sahin menyarankan agar negara-negara mempertimbangkan untuk mengurangi jarak waktu pemberian vaksin antara dosis kedua dan ketiga untuk melawan varian baru itu.
Dia menyebut langkah sejumlah negara, termasuk Inggris, yang memberikan dosis booster tiga bulan setelah dosis kedua, bukan enam bulan seperti sebelumnya.
"Kami yakin inilah cara yang tepat untuk dilakukan, khususnya jika Omicron semakin menyebar, untuk memberikan tingkat perlindungan yang lebih baik di musim dingin," kata Sahin.
Dr. Walter Orenstein, profesor di Vanderbilt dan mantan direktur program imunisasi CDC AS, mengatakan dia menilai data itu menggembirakan karena menunjukkan bahwa vaksin saat ini masih bisa digunakan untuk melawan Omicron.