Bisnis.com, JAKARTA – Pola hybrid working, atau kombinasi antara work from home (WFH) dan work from office (WFO), mulai menjadi kebiasaan di banyak perusahaan. Salah satunya di Laboratorium Klinik Prodia.
Direktur Human Capital & General Affairs Prodia Ida Zuraida mengatakan tren hybrid working merupakan cara bekerja yang dilakukan di rumah, kantor, atau tempat lainnya.
Kebiasaan ini menyebabkan karyawan harus beradaptasi dengan pola kerja hybrid working selama pandemi Covid-19. Dengan kata lain, pekerjaan dapat dilakukan bersama dan secara real time, walaupun di lokasi yang berbeda.
"Melakukan hybrid working perlu dilakukan studi terlebih dahulu. Tidak semua job dapat dilakukan hybrid. Para petugas kesehatan garda terdepan kesehatan akan kesulitan jika melakukan pola ini," ujar Ida saat Instagram Live bersama @bisniscom, Kamis (16/12/2021).
Ida Zuraida membagikan empat tips menerapkan pola hybrid working yang diterapkan di Prodia selama pandemi Covid-19. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melaksanakan hybrid working.
1. Pastikan "Nature" Kerja
Sebelum melakukan pola hybrid working, Prodia tidak sembarangan menentukan siapa yang harus masuk ke kantor dan siapa yang dapat bekerja di rumah. Prodia melakukan studi yang dilihat dari kondisi atau nature masih-masing unit kerja.
Prodia membaginya menjadi pekerjaan yang memiliki human touch tinggi, keterikatan alat kerja yang tinggi, dan pekerjaan yang tidak membutuhkan kedua hal tersebut.
"Pekerjaan yang memerlukan human touch seperti plebotomis [pengambilan darah] tidak bisa dilakukan secara hybrid. Ppara analis laboratorium juga memerlukan alat kerja yang tidak mungkin di bawa ke rumah," ujarnya.
Pekerjaan yang dirasa dapat dilakukan di rumah, salah satunya tim IT. Mereka dapat membawa komputer dan peralatannya ke rumah. Setelah selesai dilakukan pemetaan ini, barulah terlihat siapa yang dapat hybrid dan tidak.
2. Menyamakan Goal
Dengan perbedaan lokasi tempat kerja, Ida menuturkan semua tim di Prodia harus tetap menuju goal yang sama. Hal itu dilakukan dengan berbagai kebijakan. Semua tim harus menyamakan persepsinya.
3. Sistem yang Mendukung
Setelah memiliki tujuan dan persepsi sudah sama, penerapan pola kerja harus didukung dengan sistem yang mumpuni. Dia mengungkapkan pola kerja online, termasuk absensi, merupakan sistem utama harus didukung untuk melakukan hybrid working.
4. Membekali para Leader
Ida menilai perubahan pola kerja jangan sampai membuat pimpinan unit atau leader kebingungan. Menurutnya, leader harus tahu pola kerja yang efektif bagi timnya sehingga tidak kelelahan. Harus tahu kapan melakukan meeting dan kapan istirahat.
"Prodia membekali para leader tersebut agar mendapatkan pola kerja yang baik dan efektif bagi seluruh karyawan," ungkapnya.