Karyawan pabrik masker di Changyuan, Provinsi Henan, memeriksa hasil pekerjaannya di tengah tingginya permintaan masker di China selama berjangkitnya wabah COVID-19./Antara
Health

10 Momen Kesehatan Global yang Jadi Sorotan WHO di 2021

Ni Luh Anggela
Kamis, 23 Desember 2021 - 11:30
Bagikan

Covid-19 hingga Vaksin Malaria

1. Inovasi dan ketidaksetaraan dalam menanggapi Covid-19

Tahun ini, ketimpangan dalam akses ke alat kesehatan menjadi sorotan utama WHO. Bagaimana tidak, dari 8 miliar lebih dosis vaksin Covid-19 yang telah diberikan,hanya 1 dari 4 petugas kesehatan di Afrika yang divaksinasi penuh pada akhir November lalu. Tidak berhenti di situ. Diketahui, hanya 0,4 persen tes secara global yang telah dilakukan di negara-negara berpenghasilan rendah. Demikian dilansir dari laman resmi WHO, Kamis (23/12/2021).

Mendorong upaya untuk mengakhiri pandemi Covid-19, WHO telah melakukan upaya-upaya pemerataan, mulai dari menetapkan target vaksinasi global dan memprioritaskan vaksin kepada kelompok yang berisiko, berkolaborasi dengan negara-negara lain dalam mempersiapkan peluncuran vaksin Covid, hingga meluncurkan percontohan Tinjauan Kesehatan dan Kesiapsiagaan Universal untuk pandemi berikutnya, sambil menyediakan dan mempromosikan kesehatan secara keseluruhan.

2. Keadaan darurat muncul dan bertahan

Saat pandemi terus berlanjut, beberapa negara masih terjebak dalam krisis kemanusiaan yang berkepanjangan, seperti yang terjadi di Yaman dan Suriah, serta yang terbaru di Afghanistan dan Ethiopia Utara. 

Di Yaman misalnya, selain dilanda konflik dan wabah penyakit lainnya, hanya setengah dari fasilitas kesehatan negara yang dilaporkan berfungsi dengan baik. Di Suriah, setelah lebih dari satu dekade mengalami krisis, kebutuhan akan dukungan kesehatan justru lebih besar dari sebelumnya. 

Sementara  di Afghanistan, selain mengalami darurat kemanusiaan dan menghadapi Covid-19, mereka juga harus berhadapan dengan diare akut, demam berdarah, campak, polio, dan malaria. Sedangkan Ethiopia Utara saat ini tengah menghadapi kesulitan berat, termasuk kekurangan bahan bakar, makanan dan obat-obatan. 

3. Mengatasi tantangan layanan kesehatan

Pandemi diperkirakan akan menghentikan dua dekade kemajuan global menuju cakupan kesehatan universal (UHC), setelah memicu krisis ekonomi terburuk sejak 1930-an dan sangat mengganggu layanan kesehatan. 

Berdasarkan data terbaru yang diluncurkan tahun ini, sebanyak 23 juta anak di dunia melewatkan vaksin rutin pada tahun 2020, merupakan jumlah terbesar dalam lebih dari satu dekade -- meningkatkan risiko penyakit yang sebetulnya dapat dicegah seperti campak dan polio. 

Selain itu, lebih dari setengah negara yang disurvei WHO antara Juni dan Oktober 2021 melaporkan gangguan pada layanan kesehatan untuk diabetes, skrining dan pengobatan kanker, serta manajemen hipertensi. 

4. Kontribusi yang lebih besar dan tantangan bagi perempuan

Perempuan mewakili 70 persen tenaga kerja kesehatan dan sosial, dan juga memainkan peran utama dalam mendorong terobosan ilmiah. Untuk itulah WHO berkomitmen untuk menghilangkan hambatan terhadap partisipasi perempuan dalam sains, sehingga lebih banyak orang yang dapat berpartisipasi dalam mendorong batas-batas pengetahuan dan menjaga kesehatan masyarakat. 

Sayangnya, perempuan dan anak perempuan kini menghadapi tantangan kesehatan baru atau yang lebih tinggi, akibat pandemi Covid-19 yang semakin memperburuk ketidaksetaraan yang ada dan mengganggu akses ke layanan kesehatan dan dukungan vital.

Tidak hanya itu, menurut sebuah studi terbesar yang pernah ada tentang prevalensi kekerasan terhadap perempuan menunjukkan bahwa hampir 1 dari 3 perempuan secara global telah mengalami kekerasan fisik atau seksual oleh pasangan intim atau kekerasan seksual dari non pasangan. Paparan kekerasan di rumah kemungkinan meningkat selama pandemi. 

5. Vaksin malaria menjadi harapan dalam memerangi berbagai penyakit menular

Rekomendasi WHO tentang meluasnya penggunaan vaksin malaria untuk anak-anak yang berisiko, khususnya di Afrika sub Sahara, menandai momen penting bagi kesehatan anak dan pengendalian malaria. 

Setidaknya, vaksin malaria telah menghidupkan kembali perang melawan malaria, yang merenggut nyawa lebih dari 600.000 orang di Afrika pada tahun 2020, dengan 80 persen kematian berasal dari anak-anak di bawah usia 5 tahun.

Tidak hanya vaksin malaria, prestasi besar lainnya yang berkaitan dengan imunisasi termasuk pengenalan vaksin Ebola dan peluncuran rencana global untuk mengatasi meningitis. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro