Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Vaksin mRNA Disebut Berbahaya Bagi Anak-anak, Ini Faktanya

Lantas fakta-fakta apa saja yang perlu kita ketahui seputar vaksin mRNA ini? Berikut penjelasannya.
Ni Luh Anggela
Ni Luh Anggela - Bisnis.com 29 Desember 2021  |  15:27 WIB
Vaksin mRNA Disebut Berbahaya Bagi Anak-anak, Ini Faktanya
Curevac adalah perusahaan biofarmasi global di bidang teknologi messenger RNA (mRNA), dengan lebih dari 20 tahun keahlian dalam mengembangkan dan mengoptimalkan molekul biologis serbaguna untuk tujuan medis. - Curevac

Bisnis.com, JAKARTA -Beberapa waktu lalu, video mengenai pernyataan Robert Malone menarik banyak perhatian. Pasalnya, dalam video yang beredar di media sosial, Malone mengaku sebagai penemu vaksin mRNA di AS dan menyatakan bahwa vaksin mRNA berbahaya untuk anak-anak.

Menanggapi pernyataan Malone, praktisi kesehatan dr Muhammad Fajri Adda'i melalui akun Instagramnya mengatakan, pernyataan Malone adalah tidak benar.

"Robert Malone merupakan ahli virus dan imunologi asal AS, dan juga merupakan dokter yang terlibat dalam beberapa penelitian vaksin mRNA 5 hingga 10 tahun terkahir. Namun, Malone bukanlah penemu vaksin mRNA," tulis Fajri, mengutip akun Instagramnya, Rabu (29/12/2021).

Malone sendiri diketahui sudah disuntik vaksin Covid mRNA lengkap, dan dia tidak menunjukkan alasan apa bedanya pemberian vaksin mRNA pada anak maupun orang dewasa, apalagi vaksin mRNA sudah diuji klinis dengan profil efektivitas dan keamanan yang baik.

Lantas fakta-fakta apa saja yang perlu kita ketahui seputar vaksin mRNA ini? Berikut penjelasannya.

Apakah benar dengan vaksin mRNA, gen virus akan disuntikkan ke dalam sel?
Fajri menuturkan, bukan gen virus yang disuntikkan ke dalam sel, tapi suatu intruksi genetik 'tiruan' yang membuat protein spike virus, yang akan melatih sistem imun untuk mengenali dan membentuk kekebalan. Setelah kekebalan terbentuk, instruksi dan protein yang terbentuk akan cepat dimetabolisme oleh tubuh dalam beberapa hari.

Apakah benar gen yang disuntikkan oleh vaksin akan membuat tubuh anak menghasilkan protein spike yang beracun dan bisa merusak organ tubuh?
"Tidak ada bukti ilmiah tentang hal ini," kata Fajri. Protein spike yang dibentuk oleh tubuh hanya ada di dalam sel setempat dan tidak 'berenang' bebas di dalam tubuh. Protein ini juga sudah dimodifikasi sehingga tidak bisa berinteraksi/masuk ke dalam sel lain dan akan dengan cepat dimetabolisme tubuh.

Benarkah teknologi vaksin ini belum cukup diuji dan dibutuhkan waktu sekitar 5 tahun untuk melihat risikonya?
Untuk melihat efek samping yang jarang sekalipun dari vaksin, menurut Fajri tidak perlu waktu bertahun-tahun. Cukup dalam beberapa minggu, apalagi dengan jumlah dosis suntikan yang sudah bermiliaran dosis.

"Teknologi vaksin mRNA sudah dikembangkan dalam uji klinis untuk beberapa penyakit dalam beberapa dekade terakhir, misalnya pada HIV, rabies, zika dan influenza. Profil kemanannya juga baik," kata Fajri.

Apabila tertular Covid-19, apa benar anak-anak tidak membahayakan bagi orangtua atau kakek neneknya?
Semua orang yang bisa terinfeksi Covid akan berisiko menularkan ke orang sekitarnya, demikian juga dengan anak-anak. Studi menunjukkan, anak-anak lebih mudah menyebutkan virus dalam keluarga bila dibandingkan dengan remaja. Selain itu, sudah banyak bukti terjadi cluster kasus Covid di sekolah, tempat camping dan tempat penitipan anak.


Jadi, bisa disimpulkan bahwa vaksin mRNA Covid untuk anak-anak telah diuji klinis dan terbukti efektif dengan profil keamanan yang baik. Selain itu, vaksin memberikan manfaat yang jauh lebih besar dibanding risikonya.

Fajri juga menegaskan bahwa tidak semua informasi yang beredar di dunia maya semuanya benar. Oleh karena itu, Fajri meminta masyarakat untuk selalu melakukan verifikasi sebelum memercayai informasi yang beredar agar tidak menjadi korban dan dirugikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Vaksin Covid-19
Editor : Mia Chitra Dinisari

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top