Bisnis.com, JAKARTA – Baru-baru ini, dunia kembali dihebohkan dengan kemunculan Deltacron, yang disebut-sebut sebagai varian baru Covid-19. Akan tetapi, hal ini langsung dibantah oleh para ahli.
Menurut dugaan mereka, mutasi virus corona hibrida yang dijuluki ‘Deltacron’ yang ditemukan di laboratorium Siprus kemungkinan besar merupakan hasil dari kontaminasi laboratorium dan bukan varian baru yang mengkhawatirkan.
Temuan ini dilaporkan oleh Media Siprus pada Sabtu (8/1), dimana mereka menggambarkan Deltacron memiliki latar belakang genetik varian Delta bersama dengan beberapa mutasi Omicron.
Meskipun sangat mungkin untuk menggabungkan virus corona secara genetik, hal itu jarang terjadi, dan menurut para ilmuwan yang menganalisis penemuan yang disebut Deltacron, hal itu tidak mungkin terjadi.
“Urutan ‘Deltacron’ Siprus yang dilaporkan oleh beberapa media besar terlihat jelas merupakan kontaminasi,” tulis Tom Peacock seorang ahli virology di Imperial College London melalui akun Twitternya, melansir Science Alert, Selasa (11/1/2021).
Sementara itu, Kepala Covid-19 Genomics Initiative Jeffrey Barrett mengatakan, dugaan mutasi terletak pada bagian genom yang rentan terhadap kesalahan dalam prosedur pengurutan.
“Ini hampir pasti bukan rekombinan biologis dari garis keturunan Delta dan Omicron,” ungkap Barrett.
Beberapa waktu lalu, sempat muncul laporan yang belum diverifikasi soal virus ‘flurona’ – kombinasi flu dan virus corona – yang langsung dibantah oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (11/1).
Meskipun individu dapat terinfeksi influenza dan coronavirus pada saat yang sama, kedua virus itu tidak dapat bergabung.
“Jangan gunakan kata-kata seperti Deltacron, flurona atau flurone. Please,” cuit Maria van Kerkhove, ahli epidemiolog penyakit menular WHO.
Dia mengatakan, kata-kata ini menyiratkan kombinasi virus atau varian, dan ini tidak terjadi.
Berbeda dengan varian baru Covid-19 seperti Omicron yang sangat memengaruhi jalannya pandemi, kasus infeksi simultan flu dan virus corona bukanlah hal baru. Sejak awal pandemi, virus corona telah memunculkan lusinan varian, empat diantaranya bahkan ditetapkan sebagai variant of concerns oleh WHO: Alfa, Beta, Delta dan Omicron.