Bisnis.com, JAKARTA - Penelitian terbaru menemukan bahwa anak-anak yang pernah terkena Covid-19 memiliki risiko 2,66 kali lebih tinggi untuk terkena diabetes mellitus (DM).
Dokter Adam Prabata di akun Instagram @adamprabata yang dikutip Rabu (12/1/2022), menuturkan bahwa hasil penelitian ini semakin menegaskan pentingnya pencegahan Covid-19 untuk anak-anak, termasuk vaksinasi.
Peningkatan risiko diabetes mellitus pada anak yang pernah terkena Covid-19 dapat berakibat pada jangka panjang.
Mengutip hasil penelitian Barret, 2022, bahwa pencegahan Covid-19 termasuk vaksinasi pada anak sangat penting, terutama untuk mencegah risiko jangka panjang akibat Covid-19.
Diabetes mellitus atau diabetes pada anak adalah penyakit metabolik yang sifatnya kronik dan potensial mengganggu tumbuh kembang anak. Pengidap diabetes mengalami peningkatan kadar gula darah di atas normal, akibat gangguan pada hormon insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas.
Mengutip halodoc.com, diabetes yang dibiarkan tanpa penanganan bisa memicu berbagai komplikasi serius, mulai dari gangguan penglihatan, gagal ginjal, infeksi pada kaki, hingga penyakit jantung.
Gejala Awal Diabetes pada Anak
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), gejala klinis diabetes yang khas pada anak, yaitu:
Cenderung banyak makan.
Sering buang air kecil, terkadang hingga mengompol.
Disertai dengan penurunan berat badan yang drastis (bisa sampai 6 kg dalam 2 bulan).
Sering lapar.
Mudah lelah.
Infeksi jamur.
Luka yang sulit sembuh.
Penglihatan kabur.
Kulit yang sering terasa gatal-gatal dan kering.
Rasa kebal dan sering merasa kesemutan di kaki.
Menurut IDAI kadang kala gejala-gejala di atas tidak timbul dengan jelas. Diagnosis diabetes pada anak pun terlewatkan. Kondisi ini bisa menyebabkan anak mengalami ‘kedaruratan DM’.
Kedaruratan DM ini bisa menimbulkan keluhan, seperti:
Nyeri perut;
Sesak napas;
Muntah berulang;
Dehidrasi;
Penurunan kesadaran.
Andaikan anak mengalami gejala-gejala di atas, segera temui atau tanyakan pada dokter untuk mendapatkan penanganan atau saran medis yang tepat.
Genetik Hingga Gaya Hidup
Banyak awam beranggapan kalau diabetes dianggap sebagai penyakit orang dewasa. Faktanya, penyakit kencing manis ini juga bisa terjadi pada anak-anak dan remaja, khususnya diabetes tipe 1.
Diabetes sendiri terbagi menjadi dua, yaitu diabetes tipe tipe 1 dan tipe 2. Menurut IDAI untuk tipe 1 disebabkan oleh faktor genetik, sementara itu pada diabetes tipe 2 biasanya disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat dan kegemukan.
Mengutip Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI (2018), diabetes pada anak usia 0-18 tahun mengalami peningkatan sebesar 700 persen selama jangka waktu 10 tahun.
Masih menurut Kemenkes, selain faktor genetik penyebab diabetes tipe 1 juga bisa dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sistem imun, dan sel β pankreas yang perannya masing-masing terhadap proses diabetes tipe 1 1 belum diketahui. Bagaimana dengan diabetes tipe 2?
Diabetes tipe 2 bisa dipicu oleh gaya hidup tidak sehat seperti berat badan berlebih, obesitas, kurang aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia, dan diet tidak sehat/tidak seimbang, serta merokok.
Tips Cegah Diabetes Tipe 2 pada Anak
Menurut National Institutes of Health (NIH) anak-anak memiliki risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi jika mereka mengalami kelebihan berat badan atau mengalami obesitas. Di samping itu, risikonya semakin meningkat bila mereka memiliki riwayat diabetes dalam keluarga, atau tidak aktif secara fisik.
Untungnya, diabetes tipe 2 dapat dicegah. Cara paling mudah tentunya menerapkan gaya hidup sehat. Berikut saran untuk menurunkan risiko DM pada anak-anak:
Minta mereka menjaga berat badan yang sehat dan ideal.
Pastikan mereka aktif secara fisik.
Minta mereka mengonsumsi makanan sehat dalam porsi kecil.
Batasi waktu dengan TV, komputer, dan video, atau gadget lainnya.