Bisnis.com, JAKARTA – Bagi Anda yang mendapatkan vaksinasi primer Sinovac, sepertinya Anda perlu mendapatkan vaksin booster yang berbeda.
Pasalnya, menurut sebuah studi dari Brasil dan Universitas Oxford, mereka yang mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech Ltd perlu mendapatkan vaksin yang berbeda untuk meningkatkan perlindungan terhadap Omicron.
Penelitian yang diterbitkan di The Lancet pada Jumat (21/1) menguji kombinasi booster pada 1.240 orang dari Brasil berusia 18 tahun ke atas yang telah divaksinasi dengan vaksin Sinovac, salah satu vaksin yang paling banyak digunakan secara global, enam bulan sebelumnya.
Meskipun mereka yang menerima dosis vaksin booster Sinovac mengalami peningkatan antibodi 28 hari kemudian, peningkatan antibodi ditemukan jauh lebih tinggi pada orang yang di booster dengan vaksin Pfizer, AstraZeneca atau Johnson & Johnson.
Penelitian ini menunjukkan, pendekatan booster mix and match menginduksi perlindungan antibodi yang lebih kuat terhadap Delta dan Omicron, jika dibandingkan dengan dosis booster vaksin Sinovac, yang juga dikenal dengan CoronaVac. Hal ini sejalan dengan temuan dari penelitian lain yang mendukung apa yang disebut dengan boosting heterolog.
Bukti bahwa booster Sinovac mampu meningkatkan tingkat antibodi merupakan kabar baik bagi perusahaan, China, dan negara berkembang lain yang menggunakan vaksin tersebut. Namun, akan lebih baik jika dikombinasikan dengan vaksin Covid-19 lainnya, menurut penelitian tersebut.
Direktur Oxford Vaccine Group di Brasil Sue Ann Costa Clemens mengatakan, data yang ada menunjukkan respons yang luar biasa terhadap dosis booster vaksin Covid-19 yang dikombinasikan dengan vaksin lain, atau yang disebut dengan vaksin heterolog.
“Data ini juga akan memandu negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, untuk menyiapkan program booster yang paling optimal dan terjangkau,” kata Clemens, melansir Bloomberg, Senin (24/1/2022).
Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa, booster vaksin Pfizer meningkatkan antibodi 152 kali lipat, menjadikan vaksin ini sebagai yang terbesar dalam meningkatkan antibodi di antara semua vaksin Covid-19 yang dipelajari. Sementara, booster vaksin CoronaVac meningkatkan antibodi 12 kali lipat.
Kapasitas penetralan terhadap Omicron diinduksi pada hampir semua orang yang mengkombinasikan CoronaVac dengan vaksin lain. Sebaliknya, para peneliti mengatakan, hanya sekitar sepertiga dari mereka yang dikuatkan dengan booster Sinovac memiliki tingkat netralisasi yang dapat dideteksi terhadap varian baru.
Selain itu, studi ini juga menemukan bahwa semua booster vaksin Covid-19 aman, sebagai tindak lanjut dari dua dosis CoronaVac.
“Satu orang yang mendapat suntikan Johnson & Johnson dan dua orang yang menerima Pfizer menderita efek samping serius yang berkaitan dengan vaksin, tetapi semuanya dapat pulih kembali,” catat para peneliti.
Sayangnya, salah satu keterbatasan dalam penelitian ini adalah, mereka tidak mengukur kekebalan sel T, yang akan memberikan indikasi perlindungan terhadap penyakit parah.