Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno beberapa waktu lalu mengunggah sebuah gambar tangkapan layar di akun Instagram miliknya.
Adapun gambar tersebut berisikan laporan dari salah satu wisatawan asal Ukraina, yang mendapatkan kabar bahwa tes PCR yang mereka ambil sebelum meninggalkan hotel karantina menunjukkan hasil positif.
Wisatawan tersebut lantas meminta bantuan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk melakukan tes PCR ulang karena mereka yakin hasil sebelumnya salah.
Sandiaga bersama timnya kemudian menangani laporan tersebut dan berharap kejadian seperti ini tidak terjadi lagi.
"Saya tidak akan segan untuk menindak tegas oknum-oknum yang mencoba mengambil keuntungan namun mencoreng nama baik Indonesia!" tulis Sandiaga, mengutip akun Instagramnya, Senin (31/1/2022).
Hasil tes PCR positif palsu merupakan situasi dimana hasil PCR positif, namun sebenarnya pasien sedang tidak terinfeksi Covid-19.
Mengenai laporan adanya kemungkinan hasil tes PCR yang positif palsu tersebut, PhD Student di Universitas Kobe dr Adam Prabata menjelaskan, situasi ini dapat terjadi, namun dengan kemungkinan sekitar 1 persen, yang notabene jauh lebih rendah dibandingkan situasi negatif palsu yang berada pada rentang kemungkinan 2 hingga 29 persen.
Dia menambahkan, hasil PCR yang diduga positif palsu perlu dipastikan dengan metode tersendiri.
Pertama, lakukan tes PCR ulang dua kali berturut-turut dengan jarak antara masing-masing tes minimal 24 jam, termasuk juga dari tes pCR yang hasilnya diduga positif palsu.
Kedua, tes PCR terbukti positif palsu bila pengulangan hasil tes PCR menunjukkan dua kali hasil negatif berturut-turut.
"Jangan lupa, dugaan positif palsu tersebut juga perlu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, sebelum mengambil keputusan lebih lanjut," ungkap dr Adam, mengutip akun Instagram miliknya, Senin (31/1).
Di lain sisi, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Vaksinolog Dirga Sakti Rambe menyampaikan pendapatnya, yang langsung dia sampaikan pada unggahan Sandiaga tersebut.
Dalam komentarnya, dia menyampaikan pendapatnya dari sudut pandang medis.
Setidaknya, ada empat poin yang dia sampaikan. Pertama, dia menyebutkan bahwa spektrum klinis orang yang mengalami Covid-19 luas, mulai dari yang tidak bergejala sama sekali, gejala ringan hingga berat.
Kedua, pada kasus ini, menurutnya masih sangat mungkin wisatawan tersebut benar positif Covid-19, namun tidak bergejala.
"Dia tetap dapat menularkan, sehingga tetap perlu karantina/isolasi," tulisnya.
Ketiga, dengan mengulangi PCR 1 kali dan hasilnya negatif, tidak menyingkirkan kemungkinan positif Covid-19. Dia mengatakan, kemungkinan false positive PCR sangat kecil dan lebih mungkin false negatif.
"Bagaimana memastikannya, Pada kondisi di atas, PCR diulangi 1 kali lagi. Bila hasil PCR 2 kali berturut-turut negatif dengan jeda minimal 24 jam, maka baru dapat disimpulkan true negative," ungkapnya.
Dirinya berharap, Sandiaga lebih bijak, berhati-hati dan berkonsultasi dengan ahlinya.
"Tidak mengambil kesimpulan yang dapat menyesatkan publik," katanya.