Ilustrasi-Petugas medis mengambil sampel usap hidung dan tenggorokan dalam pemeriksaan untuk mendeteksi penularan Covid-19/Antara
Health

Mantan Pejabat WHO: Orang yang Pernah Kena Covid Bisa Terinfeksi Omicron

Newswire
Senin, 7 Februari 2022 - 16:46
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Pejabat Badan Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara sekaligus Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan orang yang sudah pernah kena Covid-19 bisa terinfeksi varian Omicron.

"Setidaknya ada tiga kemungkinan mengapa seseorang dapat terinfeksi Covid-19 walaupun sebelumnya sudah pernah sakit, bahkan sudah divaksin," kata Prof Tjandra seperti dikutip Antara, Senin (7/2/2022).

Pertama, kata Tjandra, varian yang kini muncul adalah Omicron, yang diungkap para peneliti bahwa virus tersebut mampu menembus pertahanan tubuh yang terbentuk, karena seseorang pernah sakit sebelumnya.

Menurutnya, ada penelitian yang menyebut dua atau tiga atau lima kali lebih sering. Ada juga penelitian lain menunjukkan risiko relatif terinfeksi ulang adalah 6,36 kali pada yang belum divaksin.

"[Kemungkinan reinfeksi 5,02 kali pada yang sudah divaksin," imbuhnya.

Walaupun sudah divaksin, lanjutnya, ada kemungkinan seseorang terinfeksi Omicron. Namun, umumnya proses reinfeksi muncul tanpa gejala atau bergejala ringan.

Kedua, Prof Tjandra mengungkapkan efikasi vaksin Covid-19 yang tersedia saat ini tidak 100 persen melindungi penerima manfaat dari risiko penularan. Orang dapat tetap sakit walaupun sudah divaksin lengkap, bahkan mungkin sesudah dapat booster.

"Ini karena efikasi vaksin tidaklah 100 persen. Jadi, masih mungkin akan ada yang sakit, yang disebut breakthrough infection. Derajatnya dinilai dalam bentuk breaktrough infection rate [B-Infection rate]," ujarnya.

Meski demikian, dia mengatakan pemberian vaksin secara lengkap serta diperkuat dengan booster dapat mengurangi angka keparahan saat masuk rumah sakit dan jauh mengurangi kemungkinan penyakitnya jadi memberat.

Dia juga meminta pemerintah Indonesia juga menghitung angka 'B-Infection rate' dan menyampaikannya ke masyarakat luas.

Prof Tjandra mengatakan status suseptibilitas atau kerawanan genetika seseorang merupakan faktor ketiga mengapa seseorang kembali terinfeksi Covid-19.

"Sistem genetika seseorang yang sudah diteliti, antara lain peran polimorfisme ACE2, fenomena 'type 2 transmembrance serine proteases [TMPRSS2] dan genotype 'HLA-B*15:03' yang dihubungkan dengan kejadian sakit," katanya.

Namun, bukti ilmiah untuk hal itu belum terlalu jelas. Untuk itu, Tjandra mendorong agar Indonesia melakukan penelitian suseptibilitas genetika Covid-19 untuk membuktikan hal tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro