Tenaga kesehatan menyuntikkan cairan vaksin dosis ketiga kepada warga lansia saat vaksinasi booster Covid-19 di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Jakarta, Rabu (12/1/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Health

Pemberian Dosis ke-4 Vaksin Covid-19, Perlukah? Ini Jawabannya

Newswire
Selasa, 8 Februari 2022 - 09:10
Bagikan

Bisnis.com, SOLO - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) merekomendasikan pemberian vaksin dosis keempat untuk orang dengan sistem kekebalan lemah demi mendapat perlindungan optimal terhadap Covid-19.

Dikutip dari Medical Daily, Selasa (8/2/2022), rekomendasi CDC ini muncul di tengah laporan beberapa apotek di Amerika Serikat yang menolak peminta dosis lain meskipun sudah mendapatkan vaksin booster.

Badan kesehatan masyarakat itu kemudian merevisi pedoman karena ada kebingungan tentang rekomendasi untuk kelompok immunocompromised atau defisiensi imun.

Sebenarnya, CDC sendiri telah mengeluarkan panduan yang merekomendasikan dosis keempat pada Oktober 2021. Dengan panduan yang diperbarui, CDC menyatakan orang dengan sistem kekebalan lemah harus menunggu dalam waktu yang lebih singkat untuk mendapatkan dosis booster tambahan di tengah pandemi Covid-19.

Bagi penerima vaksin berbasis mRNA seperti Pfizer dan Moderna, waktu tunggu untuk dosis keempat telah diturunkan menjadi tiga bulan dari semula lima bulan berdasarkan data kemanjuran vaksin dalam berbagai penelitian.

Sementara itu, yang divaksin dengan Johnson & Johnson bisa mendapatkan suntikan booster pertama setidaknya 28 hari setelah suntikan pertama dan harus menunggu setidaknya dua bulan sebelum mendapatkan booster kedua.

Menurut para ahli, orang dengan gangguan kekebalan harus mendapat vaksin booster karena berisiko lebih tinggi terinfeksi, bahkan jika mereka telah vaksinasi lengkap. Orang-orang ini juga cenderung menderita komplikasi Covid-19 yang parah dan berpotensi menyimpan mutasi dengan strain yang lebih ganas.

“Dalam dua bulan terakhir, saya telah melihat banyak dari pasien immunocompromised yang telah mengikuti semua aturan masih memiliki infeksi yang signifikan. Saya benar-benar berpikir ini akan membantu," kata seorang direktur klinis sekaligus pakar penyakit menular di Boston kepada Washington Post.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro