Bisnis.com, JAKARTA - Kolaborasi menjadi salah satu strategi yang kerap dilakukan sejumlah brand untuk bertahan bahkan bertumbuh di tengah kondisi pandemi yang saat ini masih melanda seperti yang dilakukan oleh Sovlo, brand fesyen yang baru saja didirikan oleh Lidya Valensia, Afra Viena, dan Djohan.
Brand yang lahir pada saat pandemi yaitu Juni 2020 ini, merupakan bagian dari Lotus Group perusahaan spesialis di bidang souvenir untuk acara pernikahan maupun corporate branding.
Lidya Valensia CEO dan Founder Sovlo mengatakan bahwa pandemi telah memukul lini bisnis Lotus Group hingga mereka mengalami penurunan omzet yang signifikan. Padahal saat itu mereka telah memiliki 40 orang penjahit dan 30 orang staf kantor.
Dalam kondisi tersebut, muncul ide untuk menghadirkan brand fesyen siap pakai yang diberi nama Sovlo kepanjangan dari Souvenir Lokal yang memiliki beberapa lini produk seperti tas, pouch, masker wajah, card case, dan pakaian.
“Semua produksi Sovlo dikerjakan oleh parent company, Lotus Group yang memang telah berpengalaman di bidang Souvenir Jahitan sejak 2010,” ujarnya.
Dalam memasarkan produknya, Sovlo memanfaatkan platform e-commerce. Selain itu, mereka juga kerap mengangkat ilustrasi dengan tema-tema positif dan pemberdayaan, seperti Strong Woman, Kembang Nusantara, dan Colorful Indonesia yang diaplikasikan di dalam produk mereka.
Rupanya, produk dan tema fesyen yang dihadirkan Sovlo berhasil memikat perhatian para pecinta fesyen di dalam negeri. Namun, dalam pengembangan ilustrasi untuk produk fesyennya, mereka tidak mungkin hanya mengandalkan secara internal, karena pasti akan menghadapi keterbatasan ide.
“Dari sini kita berpikir untuk berkolaborasi dengan ilustrator lokal dan membuka peluang juga bagi ilustrator-ilustrator berbakat untuk mendapatkan penghasilan dari karyanya,” ujarnya.
Maka pada Februari 2021, Sovlo pun mulai menjalin kolaborasi dengan ilustrator lokal yang dilanjutkan pada November 2021 dengan meluncurkan kampanye Bangga Ilustrator Lokal yang diresmikan Menparekraf RI, Sandiaga Uno.
Melalui kampanye yang rencananya berlangsung hingga penghujung 2022 ini, Lidya menargetkan dapat berkolaborasi dengan setidaknya 500 ilustrator berbakat dari seluruh penjuru negeri.
Lidya mengatakan langkah kolaborasi dengan ilustrator yang mereka lakukan selama ini sangat menggembirakan hasilnya bahkan dia melihat banyak ilustrator Indonesia yang hasil karyanya sangat bagus dan berpotensi.
“Melalui kampanye Bangga Ilustrator Lokal, kami ingin membuka pintu seluas-luasnya dan menjadi wadah bagi ilustrator lokal, agar karya mereka bisa menghasilkan, bahkan bisa menjadi sumber penghidupan, khususnya di masa pandemi ini,”jelasnya.
Menurutnya, dengan menggandeng lebih banyak ilustrator dengan beragam latar belakang, diharapkan Sovlo bisa menangkap ide, aspirasi, gaya dan estetika modern khas Indonesia yang tumbuh dan berkembang di berbagai daerah.
“Jika memang estetikanya bisa menarik perhatian masyarakat, maka perlu kita tumbuhkan bersama,” tutur Lidya Valensia.
Saat ini, Ilustrator yang berkolaborasi dengan Sovlo datang dari beragam latar belakang. Salah satunya adalah Djoanneth seorang arsitek di salah satu studio arsitektur di Jakarta yang memang sudah hobi menggambar sejak kecil.
Di awal tahun 2021 Joanne mencoba ilustrasi digital. Metode inilah yang digunakannya untuk melahirkan karya untuk Sovlo dengan mengeksplorasi tema Colourful Indonesia dengan mengangkat tema pahlawan nasional yang dituangkan sebagai produk fesyen, salah satunya kemeja.
Selain Joanne, illustrator lainnya yang berkolaborasi dengan Sovlo adalah Melissa yang saat ini masih tercatat sebagai mahasiswa di sebuah PTN ini.
Ilustrasi karya Melissa yang penuh warna dan fun diwujudkan menjadi beberapa jenis produk fesyen, mulai dari kemeja, tas, hingga laptop sleeve. Guratan ilustrasinya ini, menjadikan Melissa sebagai salah satu ilustrator Sovlo dengan hasil penjualan terbesar.
Dalam menjalin kolaborasi dengan para ilustrator, Sovlo yang saat ini juga hadir dengan toko offline di POS Bloc, Urban Farm PIK, Pantjoran PIK dan Matalokal MBloc Space, menerapkan sistem bagi hasil yang sangat terbuka dengan perhitungan yang detail dan transparan.
“Kami bahkan pernah zoom bersama untuk membahas perhitungan penjualan produk, jadi ilustrator lain juga saling tahu dan tidak ada kesalahpahaman. Rasio pembagiannya juga cukup menguntungkan dibanding kolaborasi saya sebelum-sebelumnya dengan brand lain,” ujar Moudy Angela, salah seorang ilustrator.