Tangkapan layar- Ilustrasi Virus Corona varian Omicron. JIBI/Bisnis-Nancy Junita
Health

Terdeteksi, Deltacron Gabungan Gen dari Varian Delta dan Omicron

Intan Riskina Ichsan
Jumat, 11 Maret 2022 - 11:17
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Organisasi Kesehatan Dunia telah mengkonfirmasi bahwa varian baru, dijuluki Deltacron yang merupakan kombinasi Delta dan Omicron telah terdeteksi di Prancis, Denmark dan Belanda.

Sementara bukti varian baru telah diamati, kasusnya masih sedikit. Para peneliti telah mengidentifikasi 17 kasus yang dikonfirmasi di Eropa dan Amerika Serikat. Studi IHU juga mencatat bahwa lebih banyak kasus perlu muncul agar para peneliti dapat secara efektif mendeteksi tingkat keparahan varian.

Selama pandemi SARS-CoV-2, dua varian atau lebih telah beredar bersama selama periode waktu yang sama dan di wilayah geografis yang sama. Ini menciptakan peluang untuk rekombinasi antara dua varian ini. Rekombinasi genetik dari coronavirus manusia telah diketahui terjadi ketika dua varian menginfeksi sel inang yang sama.

Dilansir dari Yahoo dan People, virus yang bereplikasi pada setiap pasien yang terinfeksi pada kenyataannya adalah campuran virus SARS-CoV-2 yang sedikit berbeda dan virus yang berbeda ini bertanggung jawab atas berbagai proporsi "ansambel" penuh.

Varian minoritas pada satu individu yang terinfeksi dapat menjadi dominan pada orang lain, baik secara kebetulan, atau karena keuntungan selektif terkait dengan ada tidaknya obat, vaksin, atau faktor lain.

Banyak partikel virus corona di dalam orang yang terinfeksi termasuk beberapa yang bermutasi yang mungkin berubah menjadi contoh awal varian penting.

Para peneliti mengidentifikasi beberapa partikel bermutasi yang menyerupai varian Omicron, yang tidak diidentifikasi secara resmi hingga tujuh bulan kemudian. Mereka juga menemukan karakteristik mutasi bentuk Delta dan Iota.

Penelitian baru menambah bukti bahwa anjing terlatih dapat membantu menyaring orang banyak untuk mengidentifikasi orang yang terinfeksi virus corona.

Di dua pusat penyaringan komunitas di Paris, 335 sukarelawan yang menjalani tes PCR juga memberikan sampel keringat. Secara keseluruhan, 78 orang dengan gejala dan 31 orang tanpa gejala dinyatakan positif melalui PCR. Mengingat sampel keringat untuk dicium, anjing-anjing itu 97% akurat dalam mendeteksi pasien yang terinfeksi, dan 100% akurat dalam mendeteksi infeksi pada pasien tanpa gejala.

Belum terlihat adanya perubahan epidemiologi dengan rekombinan ini dan sejauh ini juga belum ada perubahan tingkat keparahan. Tetapi ada banyak penelitian yang sedang berlangsung.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro