Bisnis.com, JAKARTA—Diet sehat bukan hanya untuk mereka yang ingin menurunkan berat badan tetapi juga sebagai kebutuhan untuk semua orang. Diet yang tidak memiliki lemak dan kalori yang berlebihan sangat membantu dalam menurunkan berat badan.
Pada saat yang sama, harus dicatat bahwa makanan yang kaya akan nutrisi sangat penting untuk diperlukan pada aktivitas sehari-hari, proses tubuh dan fungsi mental. Dari semua zat gizi, vitamin dan mineral sebagian besar dikonsumsi oleh masyarakat dalam bentuk suplemen.
Zat besi merupakan salah satu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh untuk fungsi vital seperti mengangkut darah ke seluruh bagian tubuh. Kekurangan zat besi menyebabkan anemia dan merupakan kondisi yang sangat umum di antara wanita dari semua kelompok umur. Berikut adalah lima indikator kekurangan zat besi paling umum yang perlu Anda waspadai, dilansir dari Times:
1. Kelelahan ekstrim
Kelelahan adalah indikator yang sangat jelas dari kekurangan zat besi. Hal ini dikarenakan bagian tubuh Anda tidak mendapatkan cukup oksigen yang menyebabkan oksidasi makanan yang tidak efisien sehingga tingkat energinya menjadi rendah.
2. Sakit kepala atau pusing
Kadar zat besi yang rendah menyebabkan suplai oksigen yang tidak mencukupi ke berbagai bagian tubuh termasuk otak. Kekurangan oksigen ke otak dapat menyebabkan pusing, gelisah dan sakit kepala. Pada wanita yang sedang menstruasi, kekurangan zat besi juga dikaitkan dengan migrain.
3. Kuku rapuh
Kuku rapuh adalah indikator yang jelas dari kekurangan zat besi. Tingkat sel darah merah yang rendah menyebabkan kuku yang lebih lemah dan rapuh yang sangat mudah patah. Pada dasarnya terdapat kerusakan kuku.
4. Pucat
Karena zat besi sangat penting untuk transportasi darah ke seluruh bagian tubuh, kekurangan zat besi menyebabkan pucat karena aliran darah yang tidak mencukupi. Kulit tampak kuning jika kekurangan zat besi terlalu tinggi.
5. Sakit dada
Ini lagi-lagi merupakan akibat rendahnya suplai oksigen ke seluruh bagian tubuh. Kekurangan zat besi dalam tubuh mengganggu aliran darah dan menyebabkan tingkat oksigen yang lebih rendah dan akhirnya kesulitan bernapas. Hal ini terkadang dapat menyebabkan nyeri dada juga. Lakukan tes kadar hemoglobin jika Anda sering mengalami episode nyeri dada.