Logo perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, Pfizer/fiercepharma
Health

Ini Perbedaan Utama Antibodi Vaksin Pzifer dan Moderna

Intan Riskina Ichsan
Jumat, 1 April 2022 - 17:35
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Vaksin Covid-19 berbasis mRNA yang dibuat oleh Pfizer/BioNTech dan Moderna telah terbukti efektif dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh kita untuk melawan pandemi virus corona.

Terlepas dari desain dan kemanjurannya yang serupa, kedua vaksin itu tidak persis sama dan sistem kekebalan kita tidak meresponsnya dengan cara yang sama.

Petunjuk awal tentang hal ini datang dari beberapa data dunia nyata yang menemukan perbedaan mengejutkan dalam keefektifan kedua vaksin, meskipun kedua suntikan bekerja hampir sama dalam uji klinis Fase III, dengan kemanjuran 95 persen dan 94 persen.

Di tengah gelombang delta tahun lalu, studi Mayo Clinic menemukan bahwa efektivitas Pfizer terhadap infeksi turun menjadi 42 persen sementara Moderna turun menjadi 76 persen.

Kedua vaksin menghasilkan tingkat antibodi penetralisir yang kuat, yang dapat mengikat virus dan mencegahnya menginfeksi sel. Tetapi menurut penelitian, vaksin menghasilkan profil antibodi yang berbeda secara keseluruhan. Secara khusus, respons antibodi terhadap vaksin Pfizer condong ke kelas antibodi yang disebut IgG dan IgM, yang sering ditemukan dalam darah.

Sementara itu, vaksin Moderna menghasilkan tingkat antibodi IgA yang relatif lebih tinggi, kelas antibodi yang umumnya ditemukan pada permukaan mukosa, seperti saluran pernapasan sebagai tempat infeksi SARS-CoV-2 dimulai. Selain itu, vaksin Moderna memacu tingkat antibodi yang relatif lebih tinggi yang mengaktifkan sel kekebalan yang disebut sel pembunuh alami.

Vaksin Pfizer dan Moderna tidak hanya dibuat dengan formulasi komponen yang berbeda, kedua vaksin juga diberikan pada dosis yang berbeda dan interval waktu yang berbeda antara dosis. Vaksin Moderna diberikan sebagai dua dosis 100 mikrogram dengan selang waktu empat minggu, sedangkan vaksin Pfizer diberikan sebagai dua dosis 30 mikrogram dengan selang waktu tiga minggu.

Faktor-faktor tersebut dapat mengubah cara sistem kekebalan merespons vaksin. Tetapi menggali perbedaan itu dapat membantu para peneliti menciptakan vaksin mRNA yang "menyesuaikan" yang menghasilkan respons antibodi spesifik untuk memberikan perlindungan terkuat.

Sementara itu, temuan membuat kasus bagi orang untuk mencampur dan mencocokkan penguat vaksin mRNA, terutama jika mereka sudah mulai dengan dosis vaksin Pfizer. Beralih ke vaksin lain untuk booster masa depan dapat mendiversifikasi respons antibodi, memberikan perlindungan yang lebih luas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro