Seorang pekerja menggunakan APD lengkap berdiri di pasar Baishazhou saat kunjungan tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang bertugas menyelidiki asal-usul pandemiCovid-19) di Wuhan, Provinsi Hubei, China (31/1/2021)./Antara-Reuters
Health

WHO Selidiki 2 Varian Covid Baru

Mia Chitra Dinisari
Rabu, 13 April 2022 - 08:12
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia sedang menyelidiki dua sub-varian Omicron baru untuk menilai apakah mereka lebih menular atau berbahaya daripada pendahulunya yakni Omicron.

Baik BA.4 dan BA.5 telah ditambahkan ke daftar pemantauan badan tersebut. Yang pertama telah terdeteksi di Skotlandia dan Inggris, dengan kedua negara melaporkan masing-masing satu kasus hingga 30 Maret, menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA)

Dalam laporan varian yang diterbitkan oleh UKHSA pekan lalu, pejabat kesehatan mengatakan ada "mutasi yang berpotensi signifikan secara biologis" dalam dua varian.

Secara global, hanya beberapa lusin kasus BA.4 dan BA.5 yang telah dilaporkan ke GISAID, basis data di seluruh dunia yang memantau penyebaran varian

WHO mengatakan telah mulai melacak dua sub-varian karena "mutasi tambahan yang perlu dipelajari lebih lanjut untuk memahami dampaknya pada potensi pelarian kekebalan".

Afrika Selatan dan Botswana sama-sama melaporkan kasus BA.4 dan BA.5, sementara Denmark juga mendeteksi yang pertama.

Sampel BA.4 paling awal yang dilaporkan ke GISAID berasal dari Afrika Selatan, dengan tanggal pengumpulan sampel 10 Januari 2022.

Namun, akumulasi genom dan penyebaran geografis lebih baru, menunjukkan “bahwa varian tersebut berhasil ditransmisikan”, kata UKHSA dalam laporan terbarunya.

Virus bermutasi sepanjang waktu tetapi hanya beberapa mutasi yang memengaruhi kemampuannya untuk menyebar atau menghindari kekebalan sebelumnya dari vaksinasi atau infeksi, atau tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya.

Misalnya, BA.2 sekarang mewakili hampir 94 persen dari semua kasus berurutan dan lebih menular daripada saudara kandungnya, tetapi bukti sejauh ini menunjukkan itu tidak lebih mungkin menyebabkan penyakit parah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro