Poster film KKN di Desa Penari/MD Pictures
Entertainment

Perbedaan Film KKN di Desa Penari dengan Thread Kisahnya di Twitter

Intan Riskina Ichsan
Rabu, 11 Mei 2022 - 11:14
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Viralnya thread Twitter dari SimpleMan pada tahun 2019 lalu membuat banyak orang berekspektasi lebih pada film berjudul sama yaitu KKN di Desa Penari. Penantian dua tahun pada rilisnya film membuatnya berhasil meraup 100 ribu tiket pre-sale.

Bahkan kini, film tersebut sudah ditonton lebih dari 3 juta penonton.

Produksi film ini juga digadang sebagai film horor termahal dengan biaya produksi kurang lebih Rp15 miliiar.

Lantas, apa saja perbedaan film KKN di Desa Penari dengan thread aslinya di Twitter?

1. Alur Cerita

Pada thread Twitter, terdapat dua sudut pandang yaitu versi Nur dan versi Widya sehingga para pembaca mengetahui alur cerita secara terperinci dan lengkap. Secara kronologis, apa yang dirasakan Nur dan Widya juga terdapat perbedaan sehingga pembaca bisa mengetahuinya dari dua sisi.

Sedangkan pada film, alur cerita digabung menjadi satu sudut pandang penonton dan terasa kurang mengeksplorasi tentang apa yang benar-benar dirasakan oleh para karakternya. Alur cerita pun terasa tidak mengalir dan cenderung lompat-lompat dari setiap adegannya.

2. Pendalaman Karakter

Melalui thread, kita diperkenalkan dengan karakternya yang memiliki banyak perbedaan sifat secara mendalam. Sementara pada film, tidak benar-benar diberi waktu untuk mengenal karakternya terlebih dahulu melainkan langsung masuk ke adegan demi adegan, sehingga penonton cenderung tidak merasakan eksplorasi sifat dari masing-masing karakternya.

3. Visualisasi dan Sinematografi

Kelebihan dari adanya film yang diadaptasi adalah penonton bisa ikut merasakan suasananya. Jika membaca thread-nya, maka kita dibawa untuk berimajinasi mengenai tempatnya, sementara jika menonton maka kita akan benar-benar masuk ke dunia tersebut.

Pengambilan tempatnya benar-benar sesuai seperti yang dibayangkan, banyak tempat yang diatur mirip sedemikian rupa sehingga banyak yang bertanya-tanya dimana lokasi syuting tersebut.

Adapun dari segi sinematografi, menggunakan banyak teknik kamera sehingga penonton tidak bosan dengan pengambilan adegan yang itu-itu saja. Pemandangan yang ada sebagai latar tempat juga mendukung.

4. Sosok Hantu

Di thread Twitter, dijelaskan bahwa di desa tersebut memang tidak hanya memiliki satu sosok hantu tapi beragam jenisnya. Film telah berhasil memvisualisasikan berbagai jenis hantunya, hanya saja pada beberapa adegan sosok hantu dibuat dengan make up yang terasa kurang seram dan hanya sebagai pelengkap saja.

5. Jumpscare

Tentu saja pada thread tidak dilengkapi dengan berbagai jumpscare yang mengagetkan, ini yang membuat banyak perbedaan besar. Pada film, banyak sekali jumpscare yang disajikan, malah terlalu banyak sehingga terkadang penempatannya sudah bisa ditebak.

Dengan berbagai perbedaan tersebut, film KKN di Desa Penari bisa dinikmati baik bagi mereka yang sudah membaca threadnya ataupun yang belum. Film yang turut menggandeng Tissa Biani, ini bisa disaksikan di bioskop-bioskop kesayangan Anda.

Adapun film yang disutradari oleh Awi Suryadi ini dibintangi oleh Tissa Biani, Achmad Megantara, Calvin Jeremy, Adinda Thomas, Aghniny Haque, M Fajar Nugraha.

Film KKN di Desa Penari bercerita tentang enam mahasiswa yang melaksanakan KKN di sebuah desa terpencil, Nur (Tissa Biani), Widya ( Adinda Thomas), Ayu (Aghniny Haque), Bima (Achmad Megantara), Anton (Calvin Jeremy) dan Wahyu (M Fajar Nugraha) tidak pernah menyangka kalau desa yang mereka pilih ternyata bukanlah desa biasa. Pak Prabu (Kiki Narendra), kepala desa, memperingatkan mereka untuk tidak melewati batas gapura terlarang.

Tempat misterius itu mungkin ada hubungannya dengan penari cantik yang mulai menganggu Nur dan juga Widya. Satu persatu mulai merasakan keanehan desa tersebut. Bima pun mulai berubah sikap. Program KKN mereka berantakan. Tampaknya penghuni gaib desa tersebut tidak menyukai mereka. Nur akhirnya menemukan fakta bahwa salah satu dari mereka melanggar aturan yang paling fatal di desa tersebut.

Teror sosok penari misterius semakin menyeramkan. Mereka meminta bantuan Mbah Buyut (Diding Boneng) dukun setempat. Terlambat. Mereka terancam tidak bisa pulang dengan selamat dari desa yang dikenal dengan sebutan desa penari itu.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro