Bisnis.com, JAKARTA — Lebih dari 350 kasus cacar monyet yang dilaporkan telah terdeteksi di lebih dari 20 negara, termasuk Eropa, Kanada, Australia, dan Amerika Sekitar.
Wabah cacar monyet dengan skala dan cakupan seperti ini di seluruh dunia belum pernah terlihat sebelumnya.
Dilansir dari Health Diggest, bahkan di tengah penyebaran kasus yang terus berlanjut, saat ini tidak ada alasan untuk khawatir di antara masyarakat.
Banyak ahli epidemiologi percaya ada faktor khusus yang unik yang memungkinkan penahanan lebih mudah dibandingkan dengan Covid-19. Hal yang membedakan virus cacar monyet dari Covid-19 adalah sifat dari virus itu sendiri.
Paparan virus cacar monyet terutama terjadi melalui kontak kulit langsung. Dibandingkan dengan penularan Covid-19 melalui udara, para ahli mengatakan perlunya kontak fisik berarti kita melihat tingkat penyebaran komunitas yang jauh lebih lambat.
Persiapan Ahli Kesehatan untuk Mengurangi Penyebaran Cacar monyet
Gejala cacar monyet seringkali tidak muncul selama rata-rata tujuh hingga 14 hari setelah terpapar.
Dengan masa inkubasi hingga 21 hari, ini memberi para ahli kesehatan waktu yang cukup untuk campur tangan melalui upaya pelacakan kontak.
Tidak seperti Covid-19, para ahli tidak percaya individu tanpa gejala cenderung menular. Ini membatasi kemungkinan individu tanpa sadar menginfeksi orang lain.
Adanya gejala yang berbeda seperti demam, ruam, atau lesi juga akan memungkinkan profesional kesehatan dan individu untuk mengenali tanda-tanda infeksi sehingga dapat mencari pengobatan yang tepat sesuai kebutuhan.
Dengan produksi vaksin, perawatan antivirus, dan langkah-langkah pengujian yang sudah dilakukan, pemerintahan saat ini yakin dengan kemampuan mereka untuk menahan wabah cacar monyet dan terus memantau perkembangannya dengan cermat.
Para ahli mendorong siapa saja yang memiliki gejala cacar monyet untuk menghubungi dokter.