Bisnis.com, JAKARTA - Bagi pasien di rumah sakit yang tidak mampu ke kamar mandi karena alasan medis, biasanya perawat akan memakaikan kateter urin agar membuatnya bisa tetap buang air kecil saat berbaring.
Kateter urin adalah selang yang dimasukkan ke dalam kandung kemih untuk mengalirkan urin melalui saluran kemih yang dimasukkan ke dalam kandung kemih untuk membantu memenuhi kebutuhan berkemih dengan menggantikan kebiasaan normal dari pasien untuk berkemih secara langsung dengan menggunakan selang.
Terdapat dua jenis kateter urin yaitu dengan kateter urin menetap (indwelling catheter) dan kateter yang hanya digunakan sewaktu-waktu dibutuhkan (intermitten catheter)
Baca Juga Mengenal Kateter, Fungsi dan Jenisnya |
---|
Adapun, fungsi dari kateter yakni membantu memenuhi kebutuhan pasien saat berkemih, mengosongkan kandung kemih, digunakan pada pasien operasi, sakit, penurunan kesadaran, cedera, penyakit akut, dan menjaga agar kandung kemih tetap kosong.
Pemasangan kateter dapat dilakukan dalam jangka waktu pendek, seperti saat prosedur operasi, atau dalam jangka panjang, seperti pada kondisi retensi urin kronis. Pemasangan kateter biasanya menimbulkan rasa tidak nyaman, sehingga diperlukan gel anestetik, misalnya lidokain, pada saat prosedur dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri.
Kontraindikasi kateterisasi uretra adalah apabila terjadi trauma pada traktus urinarius bawah, misalnya pada fraktur pelvis atau straddle-type injury. Pada kondisi-kondisi tersebut dapat dilakukan kateterisasi suprapubik.
Efek samping dari penggunaan kateter ini berupa pembengkakan pada uretra, yang terjadi saat memasukkan kateter dan dapat menimbulkan infeksi.
Komplikasi tersebut meliputi infeksi saluran kemih terkait kateter atau catheter associated urinary tract infection (CAUTI), obstruksi, kebocoran, kerusakan kulit, gejala ketidaknyamanan kandung kemih atau catheter related bladder discomfort (CRBD), dll (Wound, Ostomy and Continence Nurses Society.
Tanda gejala CRBD yaitu sering berkemih atau peningkatan frekuensi BAK, terasa nyeri, kejang otot, dll.
Penggunaan kateter urin akan mempengaruhi kualitas hidup pasien diantaranya fisik, psikologis, sosial dan lingkungan diantaranya berpengaruh pada kepuasan, pengalaman pasien, aspirasi, kesejahteraan individu dan komunitas, dan hubungan sosial.
Secara umum, pengaruh penggunaan kateter terhadap hidup berdampak pada domain fisik pasien seperti pasien mengeluh nyeri, sakit dan tidak nyaman.
Aspek psikologis memberikan pengalaman bagi pengguna untuk melakukan penyesuaian atau beradaptasi secara psikologis.