Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah berencana menaikkan tarif tiket masuk tempat wisata Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah menjadi Rp750.000 untuk wisatawan domestik.
Informasi tersebut pertama kali dibagikan oleh Menteri Konservasi Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangan tertulis yang dibagikan melalui akun Instagram pribadinya pada Sabtu (4/6/2022).
“Kami juga sepakat dan berencana untuk membatasi kuota turis yang ingin naik ke Candi Borobudur sebanyak 1200 orang per hari, dengan biaya US$100 untuk wisman dan turis domestik sebesar Rp750 ribu,” tulisnya.
Luhut juga menjelaskan bahwa kenaikan harga tiket naik ke Candi Borobudur tersebut dilakukan guna melestarikan keberlangsungan situs budaya tersebut.
Menurutnya, pemerintah menaikkan harga tiket semata-mata demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara, khususnya yang ada di Candi Borobudur.
Informasi tersebut lantas memantik respon masyarakat. Pasalnya, warga menilai bahwa tarif yang dipatok sebesar Rp750.000 untuk masuk ke Candi Borobudur terlalu tinggi. Sebelumnya, untuk dapat masuk ke Kawasan candi Borobudur sekaligus menikmati keindahan bangunan candi para wisatawan domestik dewasa hanya dipatok harga Rp50.000 saja.
Melihat kenaikan harga yang dipatok sedemikan tinggi, lantas apa sebenarnya hal menarik yang dimiliki oleh Candi Borobudur?
Berikut sejarah singkat dan keistimewaan Candi Borobudur yang dikumpulkan Bisnis dari berbagai sumber.
Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Nomor 173/M/1998 dan Nomor 286/M/2014, situs budaya Candi Borobudur merupakan Cagar Budaya bertaraf Nasional. Sehingga, segala hal yang berkenaan dengan Candi Borobudur dilindungi oleh undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Candi Borobudur juga sudah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Dunia (World Cultural Heritage) sejak tahun 1991. Candi Borobudur banyak memiliki keistimewaan. Jika dilihat dari perspektif ekonomi, candi ini merupakan aset budaya yang sangat menguntungkan dan menjanjikan.
Jika dilihat dari sisi sejarah, Candi Borobudur memiliki segudang informasi yang termaktub dalam artefaknya untuk mendukung kajian ilmu budaya dunia. Sebagai salah satu Warisan Dunia yang berada di Indonesia, Candi Borobudur juga telah memenuhi tiga kriteria Nilai Universal Luar Biasa (Outstanding Universal Value).
Adapun, ketiga kriteria Nilai Universal Luar Biasa tersebut dijelaskan oleh Itje Chodidjah, selaku Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) sebagai kemampuan sebuah situs untuk mewakili mahakarya, menunjukkan nilai kemanusiaan dan ketiga mampu menjadi contoh luar biasa dari berbagai segi.
“Pertama, mewakili mahakarya atau masterpiece jenius kreatif dari manusia. Itu syarat pertama yang harus dipenuhi ketika kita mengajukan properti untuk diajukan sebagai Warisan Dunia," jelas Itje yang dikutip dari laman kemdikbud pada Senin, (6/6/2022).
Kedua, menunjukkan pertukaran penting nilai-nilai kemanusiaan. Misalnya memberikan kesaksian yang unik atau luar biasa untuk tradisi budaya atau peradaban, dan (ketiga) menjadi contoh luar biasa dari segi bangunan, arsitektur atau ensemble teknologi atau lansekap. Dia mengatakan ketika sudah ada lebih dari dua kriteria itu terpenuhi, maka sebuah properti bisa diajukan menjadi Warisan Dunia.
Sejarah Berdirinya Candi Borobudur
Dalam proses pendiriannya, Candi Borobudur diduga dibangun secara bertahap oleh tenaga kerja sukarela yang bergotong royong demi kebaktian sebuah ajaran agama.
Pendirian Candi Borobudur juga diperkirakan terjadi pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra antara tahun 750 hingga 842 Masehi.
Candi Borobudur merupakan jejak sejarah perkembangan agama Buddha di Indonesia. Hal tersebut dilihat dari artefak serta pahatan relief yang terukir diatas candi serta tampak pula beberapa figur Buddha yang turut diarcakan.
Lantas, apa sebenarnya fungsi dan keistimewaan Candi Borobudur?
Sifat sejarah yang diakronis – berhubungan dengan peristiwa sebelumya, tidak muncul sendiri, akhirnya melahirkan berbagai persepsi keragaman dari fungsi Borobudur saat pertama mulai dicetuskan.
Mulai dari fungsinya sebagai monumen untuk memuliakan leluhur para pendiri kerajaan Syailendra, sebagai gambaran gunung kosmis, sebagai mandala, sebagai tuntutan mencapai ke-budha-an hingga sebagai stupa besar.
Dalam peradabannya, eksistensi Borobudur tak kunjung padam, hingga pada tahun 2008 kawasan Candi Borobudur dinyatakan sebagai Kawasan Strategis Nasional serta dilakukan peninjauan dan penataan kembali zonasi Kawasan tersebut, hingga kelestariannya masih terus terjaga hingga saat ini.