Bisnis.com, JAKARTA - Banyak kasus pasien terinfeksi ulang di dunia termasuk juga di Indonesia.
Dengan munculnya varian covid omicron BA4 dan BA5 yang diisebutkan penularannya lebih cepat dan telah membuat kasus melonjak, banyak penyintas covid yang khawatir bakal terinfeksi ulang.
"Setelah pulih dari COVID-19, sebagian besar orang akan memiliki perlindungan dari infeksi berulang. Namun, infeksi ulang memang terjadi setelah COVID-19," jelas badan kesehatan AS, FDA.
Pada awal pandemi, orang yang sembuh dari COVID dikatakan memiliki kekebalan setidaknya 6-9 bulan terhadap virus. Tetapi dengan varian Omicron dari coronavirus, durasinya dikurangi menjadi 12 minggu (3 bulan).
Sekarang, laporan baru menunjukkan infeksi ulang COVID-19 dapat terjadi lebih cepat!
Menurut saran terbaru dari Komite Utama Perlindungan Kesehatan Australia (AHPPC), orang dapat terinfeksi kembali dengan COVID-19 hanya dalam 28 hari setelah pulih dari virus. Oleh karena itu, durasi 12 minggu sebelumnya telah dikurangi menjadi 4 minggu.
“Mengingat infeksi ulang dapat terjadi sedini 28 hari setelah pemulihan dari infeksi COVID-19 sebelumnya, AHPPC menyarankan agar periode infeksi ulang dikurangi dari 12 minggu menjadi 28 hari,” bunyi pernyataan resmi.
Sebelumnya, Andrew Robertson, Kepala Petugas Kesehatan Australia Barat mengatakan kepada news.com.au bahwa dia melihat orang-orang terinfeksi kembali dengan COVID-19 dalam hitungan minggu.
"Apa yang kami lihat adalah peningkatan jumlah orang yang telah terinfeksi BA2 dan kemudian terinfeksi (lagi) setelah empat minggu," katanya.
"Jadi mungkin enam sampai delapan minggu (kemudian) mereka mengembangkan infeksi kedua, dan itu hampir pasti BA4 atau BA5," tambahnya.
