Bisnis.com, JAKARTA - Saat ini pemerintah dan sejumlah stakeholders gencar menggaungkan transformasi digital di seluruh Indonesia.
Tentu saja untuk proses transformasi ini tak hanya dibutuhkan perkembangan infrastruktur digital, namun juga kesiapan sumber daya manusia (SDM).
Menurut Data World Bank, saat ini Indonesia sedang mengalami digital talent gap, di mana Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta digital talent dalam kurun waktu 15 tahun.
Jika dihitung secara rata-rata, maka per tahunnya Indonesia butuh 600.000 talenta digital.
Sedangkan, kemampuan Perguruan Tinggi dalam menyuplai talenta digital setiap tahunnya hanya sekitar 100.000-200.000 orang, yang berarti ada gap sekitar 400.000-500.000 orang.
Rupanya pandemi Covid-19 telah membawa dampak besar terhadap kehidupan di berbagai lini sehingga mendorong semua orang beraktivitas, berinteraksi, dan bermigrasi ke ruang digital.
Artinya, kini pemerintah punya peran penting untuk menciptakan akses soal pengembangan skill IT agar SDM, utamanya penduduk usia produktif yang merupakan generasi Z dan Milenial dapat terus berkembang dan tetap bisa bersaing di era selanjutnya.
Apalagi, mengingat Indonesia harus bersiap dalam menghadapi bonus demografi pada 2030.
Karena pada saat itulah momen di mana jumlah penduduk dengan usia produktif bisa mencapai 64%.
Sehingga dalam mewujudkan percepatan misi tersebut, berbagai program keterampilan pun dihadirkan, seperti Kartu Prakerja, Gerakan Nasional Literasi Digital, Digital Talent Scholarship, Digital Leadership Academy, dan Sea Labs Academy.
Hal tersebut dilakukan dengan harapan adanya beragam pilihan pengembangan skill, menjadikan para anak muda dapat mengoptimalkan berbagai peluang digitalisasi di berbagai sektor.
Pengembangan keterampilan digital diperkirakan akan memberikan kontribusi senilai Rp4.434 triliun pada PDB tahun 2030.
Pencarian Talenta Digital
Seperti yang disebutkan di atas, bahwa Perguruan Tinggi memang menjadi salah satu penunjang yang diharapkan dapat terus membenahi diri dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi agar dapat mencetak para lulusan yang mampu mendukung transformasi digital Indonesia.
Tentunya, butuh inisiatif strategis guna menumbuhkan dan mengembangkan talenta digital di Indonesia.
Salah satunya adalah dengan kolaborasi antara universitas dengan pelaku industri digital. Di mana, untuk saat ini implementasinya diwujudkan oleh Ikatan Alumni Universitas Negeri Malang (IKA UM) dengan Niagahoster melalui program WordPress Pro Course.
Prof. Dr. Ainin, M.Pd., Ketua I IKA UM, mengatakan, fresh graduate yang notabene merupakan generasi Z dan generasi milenial yang erat kaitannya dengan teknologi informasi, butuh difasilitasi dan dimotivasi untuk mengembangkan karir dan memasuki dunia kerja secara profesional di era yang kompetitif ini.
Baginya, penerapan ekosistem pembelajaran yang suportif. Kemudian, memberlakukan kurikulum pengajaran yang akomodatif serta memberdayakan tenaga pengajar yang adaptif dan apresiatif menjadi hal utama yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi berbagai tantangan digital skills gap.
“Untuk itu, kami mewujudkan visi dan misi IKA UM dengan mengembangkan berbagai program kerja, salah satunya berkolaborasi dengan Development Program Niagahoster lewat program WordPress Pro Course. Melalui program ini, Niagahoster membantu menghadirkan narasumber kredibel yang berpengalaman di bidang design thinking, instalasi website, layouting, dan SEO,” ujarnya melalui Media Meet-Up Kolaborasi Niagahoster dengan IKA UM, Akselerasi Pengembangan Talenta Digital Indonesia pada Selasa (26/7/2022).
Salah satu lulusan Universitas Negeri Malang, Nur Mega Aris Saputra, memberikan testimoni tentang manfaat yang ia dapatkan dari mengikuti program WordPress Pro Course Niagahoster x IKA UM.
Berasal dari jurusan Bimbingan Konseling yang jarang bersentuhan langsung dengan IT, Aris justru kini sudah memiliki website sendiri.
“Penjelasan dari mentor Niagahoster sangat jelas dan mudah dipahami. Sehingga saya yang awalnya berpikir membuat website itu sulit karena harus coding, justru sekarang bisa memiliki website yang saya manfaatkan untuk kebutuhan branding diri saya sendiri,” ujar Aris.