Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mendorong vaksinasi booster tahap kedua untuk para tenaga Kesehatan.
Dosis dan jenis vaksin yang diberikan disesuaikan dengan vaksin booster pertama dan disesuaikan dengan ketersediaan vaksin masing-masing daerah.
Penelitian menunjukkan bahwa mendapatkan dosis booster dapat mengurangi risiko infeksi dan penyakit parah dengan Covid-19. Orang yang memiliki sistem kekebalan sedang atau sangat lemah harus mendapatkan suntikan primer tambahan dan suntikan booster.
Booster kedua hanya direkomendasikan untuk mereka yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah akibat Covid-19 yaitu SDM Kesehatan dan minimal 6 bulan setelah booster pertama.
Tetap disiplin protokol kesehatan dan lengkapi vaksinasi Covid-19 dengan booster sebagai bagian perlindungan diri dan sesama. Berikut berbagai dosis vaksin booster ke-2 berdasarkan vaksin booster pertama, dilansir dari Instagram resmi @lawancovid_19.
Booster ke-1 Sinovac
Jika booster pertama menggunakan vaksin Sinovac, maka booster kedua bisa dengan separuh dosis AstraZeneca (0,25 ml) atau Pfizer (0,15 ml), atau dosis penuh Moderna (0,5 ml), Sinopharm (0,5 ml), dan Sinovac (0,5 ml).
Booster ke-1 Astra Zeneca
Untuk booster pertama jenis AstraZeneca, maka booster keduanya bisa dengan separuh dosis Moderna (0,25 ml) atau Pfizer (0,15 ml), atau dosis penuh AstraZeneca (0,5 ml) kembali.
Booster ke-1 Pzifer
Jika mendapatkan Pfizer sebagai booster pertama, maka untuk booster kedua bisa dengan dosis penuh Pfizer (0,3 ml) kembali atau AstraZeneca (0,5 ml), atau separuh dosis Moderna (0,25 ml).
Booster ke-1 Moderna
Untuk booster tahap 1 dengan jenis Moderna, bisa mendapatkan booster kedua berupa Moderna (0,25 ml) sebanyak separuh dosis.
Booster ke-1 Sinopharm
Sedangkan untuk yang mendapatkan booster pertama Sinopharm, maka booster kedua juga Sinopharm (0,5 ml) dengan dosis penuh.