Ukiran Alquran dari kayu trembesi di kawasan Bait Alquran rakasasa Al Akbar Gandus Palembang, Sumatera Selatan, Senin (21/5). Bait Al Quran Raksasa Al Akbar ini merupakan salah satu destinasi wisata religi di Kota Palembang. /ANTARA
Relationship

Tafsir Surat Yusuf Ayat 4, Tanda Awal Kenabian Nabi Yusuf

Widia Islamiati
Kamis, 4 Agustus 2022 - 14:12
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam sejatinya mengandung banyak pesan yang terkandung dalam setiap ayatnya. Agar dapat memahami pesan-pesan tersebut, perlu mempelajari sebuah ilmu yang bernama ilmu tafsir.

Setiap pesan dalam ayat Al-Qur’an tentu memiliki maksud tertentu, Al-Qur’an juga memuat kisah-kisah umat terdahulu kepada Nabi Muhammad, seperti Ayat 4 Surat Yusuf, yang berbunyi:

إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَٰٓأَبَتِ إِنِّى رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِى سَٰجِدِينَ     

Iż qāla yụsufu li`abīhi yā abati innī ra`aitu aḥada 'asyara kaukabaw wasy-syamsa wal-qamara ra`aituhum lī sājidīn

Artinya: “(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku". (Surat Yusuf ayat 4)

Beberapa sumber menyebutkan, ayat ini menjelaskan tentang percakapan antara Nabi Yusuf dan ayahnya, Nabi Ya’qub. Berikut uraian tafsir Surat Yusuf ayat 4:

Dalam Tafsir Jalalain karya Syekh Jalaluddin al-Mahalli dan Syekh Jalaluddin as-Suyuthi disebutkan bahwa ayat ini menjelaskan bahwa isi percakapan antara Nabi Yusud dan Nabi Ya’qub adalah perihal mimpi Nabi Yusuf yang melihat ada sebelas bintang serta bulan dan matahari, kemudian semua yang ia lihat itu bersujud kepadanya.

Sementara, dalam tafsir Al-Wajiz karya Syekh Dr. Wahbah Az-Zuhaili yang merupakan pakar fiqih dan tafsir asal Suriah dijelaskan bahwa sebelas bintang yang dilihat oleh Nabi Yusuf dalam mimpinya itu diibaratkan sebagai kesebelas saudaranya. Lalu matahari dan bulan diibaratkan sebagai ayah dan ibunya.

Penjelasan tentang percakapan antara dua Nabi Allah ini kemudian diperjelas dalam tafsir As-Sa’di karya seorang pakar tafsir abad ke 14 H, Syekh Abdurrahman bin Nashir yang menyevutkan bahwa mimpi yang dialami oleh Nabi Yusuf ini merupakan tanda awal tingginya martabat Nabi Yusuf. Peristiwa sujudnya para bintang itu diibaratkan sebagai cerminan penghormatan dan pengagungan bintang-bintang (para saudara Nabi Yusuf) kepada Nabi Yusuf, juga sebagai tanda bahwa ia kemudian telah dipilih Allah dan keluarganya akan menjadi pengikutnya kelak.

Senada dengan yang dijelaskan dalam tafsir As-Sa’di karya Syekh Abdurrahman bin Nashir, dalam tafsir al-Muyassar Kementrian Agama Saudi Arabia juga menyebutkan bahwa mimpi yang dialami oleh Nabi Yusuf yang termaktub dalam Surat Yusuf ayat 4 itu adalah pembuka kabar gembira bahwa Nabi Yusuf akan memperoleh ketinggian martabat. Tidak hanya itu, dalam tafsir ini juga disebutkan martabat itu berupa kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat.

Kementrian Agama Republik Indonesia menilai sujud yang dilakukan oleh bintang-bintang, matahari dan bulan dalam mimpi Nabi Yusuf tidak diartikan sebagai sujud yang semata-mata dilakukan untuk ibadah, tetapi hanya sebatas penghormatan semata.

Kemudian Nabi Ya’qub menyadari mimpi yang dialami anaknya ini bukan sekadar mimpi biasa, melainkan mimpi yang merupakan ilham dari Allah seperti yang dialami para Nabi. Sehingga Nabi Ya’qub melarang Nabi Yusuf untuk menceritakan mimpi ini kepada saudara-saudaranya, demi menghindari perasaan iri dengki yang ditakitkan berujung pada usaha mereka menyingkirkan Nabi Yusuf. Karena sebelumnya, ke sebelas saudara Nabi Yusuf ini telah menganggap Nabi Ya’qub lebih menyayangi Nabi Yusuf.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro